MADIUN - Musibah kecelakaan kereta api (KA) kembali terjadi di tanah air. Bahkan, kemarin (29/6) terjadi dua kecelakaan KA di dua tempat berbeda. Dalam dua insiden tersebut, sedikitnya sembilan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Kecelakaan pertama dialami KA Logawa di Dusun Petung, Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, pukul 14.00. Tiga gerbong KA kelas ekonomi jurusan Purwokerto-Jember itu terputus dan anjlok dari rel. Karena rel KA berada di lokasi yang tinggi dari tanah, tiga gerbong tersebut terguling. Enam penumpang tewas dan 73 lainnya terluka. Dua di antara korban tewas ditemukan dalam kondisi tubuh tergencet gerbong KA.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, KA Cirebon Ekspres menabrak mobil Toyota Avanza di perlintasan tanpa palang pintu dan penjaga di Kabupaten Indramayu, Jabar, pukul 14.05. Tiga penumpang mobil tewas dan tiga lainnya terluka berat.
Berdasar informasi yang dihimpun Radar Madiun (Jawa Pos Group), enam korban tewas dibawa ke RSUD Caruban. Mereka adalah Rahmat Bayu Rianto, 14, warga Jalan Manggala Mulya, Rejomulyo, dan Sholeh, 58, warga Jalan Kalimantan, RT 6/2 Kartoharjo, Kota Madiun. Selain itu, Agus Rivanto, 20, warga Desa Sirapan, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun.
Selanjutnya, Haryadi M. Nur Khoiri, 38, warga Jalan Kyai Hasyim Asy'ari, Kota Malang; Kwatno, 29, warga Desa Sibalung, Kemranjen, Banyumas; serta Ibnu Malik, 44, warga Genengan, Doho, Blitar.
Sebagian besar korban luka dirawat di RSUD Caruban. Sebagian lainnya dirujuk ke RSUD dr Soedono, Madiun. ''Kami mendapat informasi, ada juga yang dibawa ke rumah sakit di Nganjuk,'' kata Direktur RSUD Caruban drg Farid Dimyati.
Sejauh ini, belum diketahui pasti penyebab kecelakaan tersebut. Saat diwawancarai Radar Kediri (Jawa Pos Group) bersama wartawan lain, kondektur KA Hadi Sukamto menuturkan bahwa dirinya tidak tahu persis penyebab kecelakaan. ''Hanya, informasinya, rel ini baru diperbaiki,'' jelasnya.
Saat kecelakaan terjadi, Hadi berada di gerbong kereta makan. Dia terkejut saat kereta anjlok. Hadi beruntung karena gerbong yang ditumpangi tidak terguling, tapi hanya anjlok dari rel.
Saat dikonfirmasi, Wakil Kepala PT KA Daop VII Madiun Nur Amin belum mengetahui penyebab kecelakaan. Termasuk, apakah karena human error (kesalahan manusia). Tapi, dia menyatakan bahwa rel di lokasi kecelakaan memiliki bantalan kuat dari beton.
Dia membenarkan bahwa rel tersebut diperbaiki sekitar 15 hari lalu. Saat itu, digunakan rel jenis R 54 atau berukuran paling besar. ''Untuk mencari tahu penyebab kecelakaan, kami menunggu tim KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),'' katanya.
Kecelakaan tersebut terjadi di kilometer 133 atau sekitar 500 meter sebelah barat Stasiun Wilangan, Kabupaten Nganjuk. Saat itu, KA tersebut dimasinisi Rohendi, asal Purwokerto, Jawa Tengah.
Tiga gerbong yang terguling berada di belakang, yakni gerbong nomor 9, 10, dan 11. Tiga gerbong itu terlepas sekitar 100 meter dari gerbong depan dan terguling di dataran lebih rendah. Kondisi rel lepas dari beton penahan hingga sepanjang 100 meter.
Rangkaian gerbong nomor 5, 6, 7, dan 8 juga keluar (anjlok) dari rel. Jaraknya sekitar 300 meter dari tiga gerbong paling belakang yang terguling. Sementara itu, lokomotif dan rangkaian gerbong nomor 1, 2, 3, dan 4 berhenti di Stasiun Wilangan, Nganjuk.
Kondisi rel sebelah utara rusak sepanjang sekitar 10 meter. Rel tidak lagi menempel pada bantalan beton alias pecah. Bahkan, bantalan rel ambles.
Korban tewas berada di tiga gerbong terguling. Tiga di antaranya diduga meninggal karena tertimpa para penumpang lain. Satu jenazah ditemukan tewas di luar gerbong. Dua lainnya tewas mengenaskan di gerbong nomor 1 karena tubuh mereka tergencet gerbong. ''Mungkin mereka hendak melompat,'' ujar Hamid, salah seorang penumpang yang selamat.
Hingga petang kemarin, evakuasi dua korban tergencet masih berlangsung. Petugas dari Polsek Wilangan, Polsek Saradan, Polres Madiun, dan Polres Nganjuk langsung turun ke lokasi. Bersama warga, para petugas berusaha mengevakuasi penumpang dan korban.
Selama evakuasi, petugas berhati-hati. Sebab, posisi gerbong 10 dan 11 miring. Dikhawatirkan, gerbong ambles dan mengenai warga.
Penumpang yang selamat menduga kecelakaan itu dipicu oleh putusnya pengait atau sambungan KA. Tepatnya antara gerbong 8 dan 9. Saat itu, KA Logawa melaju dari arah barat atau Madiun menuju Jember. ''Tiba-tiba saja ada getaran, lalu KA terguling. Mungkin karena sambungan antargerbong putus,'' kata Sudarsono, penumpang yang selamat.
The Giok Tjan, penumpang lain yang selamat, menuturkan, sebelum terguling, gerbong KA sempat bergetar. Saat itulah dirinya bersama penumpang lain di gerbong 11 panik dan berusaha menyelamatkan diri. ''Mungkin saat itu sambungan antargerbong putus,'' ujarnya.
Damirah, 45, salah seorang warga, menceritakan bahwa saat kecelakaan tersebut dia berada di warung miliknya. Saat itu dia mendengar suara kereta hendak lewat. Namun, tiba-tiba dia terkejut saat mendengar bunyi dentuman keras dari arah rel KA di belakang warungnya. ''Suaranya keras sekali,'' ujar Damirah yang saat itu terjengkang dari tempat duduknya. Dia bergegas ke belakang dan melihat lokomotif serta beberapa gerbong KA kereta berhenti di belakang rumahnya.
Karyoto, penumpang KA, bertutur bahwa saat itu dia bersama keluarganya berada di gerbong kedua dari belakang yang terguling. Dia terkejut saat KA tiba-tiba anjlok. Belum hilang keterkejutannya, tiba-tiba KA dengan nomor loko CC 20156 tersebut miring sebelum akhirnya terguling.
Menurut Karyoto, saat itu penumpang berteriak histeris. Begitu kereta tak bergerak, mereka berebut keluar untuk menyelamatkan diri. ''Suasananya tidak karuan. Semua bingung,'' ungkap pria asal Desa Kedungwulu, Kecamatan Pati Krajan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang hendak ke Jember itu. Dia langsung menyelamatkan keluarganya. Lantaran gerbong terguling, penumpang harus susah payah keluar melalui lorong gerbong.
Hingga pukul 20.30, gerbong yang terguling belum dievakuasi. PT KA memprioritaskan perbaikan rel. ''Perbaikan rel dilakukan hingga pukul 24.00,'' kata Humas PT KA Daop VII Madiun Hariyono Wirotomo. Saat perbaikan berlangsung, jalur KA dialihkan ke utara. KA jurusan Surabaya-Jakarta dilewatkan jalur Gresik, Bojonegoro, Cepu, Semarang, dan Jakarta. Hariyono memastikan korban kecelakaan sepenuhnya dapat santunan dari PT KA.
Sementara itu, KA Cirebon Ekspres menyambar mobil Toyota Avanza hitam nopol D 1035 XH berpenumpang enam orang di perlintasan tanpa palang pintu di Blok Nomik, Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. Saat itu, KA melaju dari arah Jakarta menuju Cirebon.
Tiga penumpang mobil tewas dan tiga lainnya luka berat. Korban tewas adalah Adi, 30, asal Makassar; Devi Hendiyana, 32, warga Cimahi; dan Dadan, 29, asal Bandung. Sedangkan korban luka berat adalah Caca, 30, asal Bandung; Medi, 27, warga Bandung; dan Agus Rohman, 28, warga Sumedang. Seluruh korban dilarikan ke RS Bhayangkara, Indramayu.
Berdasar informasi yang dihimpun Radar Cirebon (Jawa Pos Group), seluruh korban merupakan teknisi sebuah perusahaan telepon seluler. Saat itu mereka baru selesai memperbaiki salah satu tower instalasi di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu. Dari sana, rombongan melaju ke arah Kecamatan Terisi.
Nahas terjadi ketika mereka sampai di perlintasan KA tanpa palang pintu di Blok Nomik. Mobil yang mereka tumpangi ditabrak KA. Akibat kencangnya tabrakan, mobil terlempar hingga beberapa meter. Mobil itu nyaris tertabrak KA lain. Saat itu, melaju KA barang dari arah Cirebon pada saat bersamaan. Untung, KA barang tersebut akhirnya berhenti setelah sejumlah warga memberikan aba-aba kepada masinis.
Dua penumpang mobil tewas seketika setelah terpelanting ke areal sawah di pinggir rel. Keduanya adalah Adi dan Devi. Sedangkan Dadan meninggal di RS Bhayangkara, Losarang, Indramayu. ''Yang tewas di TKP dua orang, satu lagi meninggal di RS,'' terang Kapolsek Cikedung AKP Wawan Suhendar.
Dia menduga kecelakaan tersebut terjadi karena pengemudi mobil Toyota Avanza tidak mengetahui adanya KA yang melaju. Padahal, sejumlah saksi mata mengingatkan sopir agar tidak menyeberangi rel karena KA akan lewat. (ery/fik/irw/kho/jpnn/c3/c5/dwi)
No comments:
Post a Comment