Merak - Antrean truk di Tol Merak, Kota Cilegon, Provinsi Banten mencapai enam kilometer sehingga membuat ribuan sopir mengalami stres berat.

"Kami tidak habis pikir, dari hari ke hari antrean truk terus bertambah panjang, dan ini sangat menganggu kami," kata salah seorang sopir angkutan susu cair, Mardi (45), Sabtu.

Dia menjelaskan, kendaraan truk yang hendak menyeberang ke Sumatra melalui Pelabuhan Merak sudah mulai emosi, lantaran harus menunggu dua, sampai tiga hari baru bisa masuk ke Pelabuhan setelah mengantre di Tol Merak dan Cikuasa Atas.

"Saya yakin, kalau kondisi antrean truk tidak ditangani secara tepat dan cepat, akan menjadi permasalahan serius, dan harus dibayar mahal oleh pemerintah, apalagi sekarang kami dengan ribuan sopir lainnya sudah stres dan kelelahan menunggu agar bisa masuk kapal," katanya.

Begitu pula dialami Mariyuana seorang sopir truk yang mengangkut sembako mengaku mengalami depresi sejak Jumat (1/4).

"Gimana saya tidak stres, uang operasional sudah habis, di rumah istri dan anak sedang sakit," katanya.

Secara terpisah, Kepala Cabang PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, La Mane menjelaskan, permasalahan yang dihadapi di Pelabuhan Merak, dikarenakan faktor alam, cuaca buruk dan peningkatan volume kendaraan.

"Disamping itu, jumlah kapal yang beroperasi juga tidak sesuai dengan kebutuhan dan keperluan yang ada, sehingga terjadilah antrean ribuan truk," ujarnya.