Friday, July 15, 2011

TKW Asal Malang 5 Tahun Hilang di Bahrain

MALANG, KOMPAS.com - Kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih terus menghantui warga Malang, Jawa Timur. Setelah Zaenab, warga Kabupaten Malang yang kerja di Arab Saudi disekap sama majikannya, kini kasus serupa menimpa Inamah (30), TKW yang juga asal Kabupaten Malang. Inamah sudah 5 tahun tak ada diketahui keberadaannya.

Inamah adalah anak dari pasangan suami istri Marsu (61) dan Marsih (58), yang kini tinggal di Dusun Sumbergesing Kulon, RT 5 RW 8, Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. "Anak saya itu berangkat ke Arab saudi pada tahun 2000. Hingga kini belum diketahui keberadaannya. Tak pernah menghubungi saya dan keluarga lainnya. Saya tak tahu dia di mana sekarang," kata Marsih, Jumat (15/7/2011).

Marsih mengaku, terakhir bertemu dan berkomunikasi dengan anaknya tersebut pada 2006 lalu, ketika Inamah pulang kampung. "Sampai hari ini, Inamah belum pernah memberikan kabar di mana posisinya berada," ujarnya.

Di tahun yang sama, Inamah sempat mengirim surat saat masih berada di Arab Saudi. Pada surat yang diterima Marsih dan keluarganya itu, Inamah mengaku posisinya di Bahrain. "Sejak saat itu, Inamah sudah tidak bisa dihubungi lagi. Jangankan kirim uang, mengetahui kabarnya saja, saya dan keluarga di sini tak tahu harus mengadu ke mana," keluhnya.

Di dalam keluarga Marsih, memang banyak yang mencari rupiah dengan menjadi TKI. "Saya masih mudanya memang juga kerja jadi TKW ke Arab Saudi. Ya, demi membantu keluarga," katanya.

Inamah, kata Marsih, berangkat pada tahun 2000 melalui PT Panca Bayu Adi Sakti, yang berkantor di Jakarta Timur. Adapun petugas lapangan (PL) yang memberangkatkan Inamah adalah Leni, warga Desa Ringinsari, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. "Saya sudah berkali-kali mendatangi rumah Leni itu. Tapi, dia mengatakan, kalau Inamah itu sudah berada di Jakarta, dan bukan tanggungjawab dia," katanya menirukan apa yang disampaikan Leni kepada dirinya.

Marsih mengaku akan terus mendesak PT Panca Bayu, agar anaknya dipulangkan ke Indonesia. "Kami sudah berkali-kali mendesak pada PT Panca Bayu di Jakarta itu. Minimal kami diberi kabar bagaimana keberadaan anak saya itu, Dan kami mendesak agar anak saya dipulangkan," harapnya.

No comments: