Makassar, NU Online ,Pemilihan Rais Am dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 diadakan Sabtu (27/3) pagi ini di ruang auditorium utama Asrama Haji Sudiang, Makassar.
Pemilihan Rais Am diadakan terlebih dahulu baru disusul pemilihan ketua umum. Jika tidak ada perubahan, keduanya akan dipilih langsung oleh para peserta muktamar yang terdiri dari perwakilan wilayah dan cabang NU seluruh Indonesia, serta cabang istimewa NU di luar negeri.
Menurut Ketua Panitia Muktamar KH Hafidz Utsman, dalam tata tertib Muktamar ke-32 yang ditetapkan Selasa (23/3) disebutkan bahwa bakal calon rais am atau ketua umum tanfidziyah dapat ditetapkan sebagai calon jika mendapatkan dukungan minimal 99 suara dari wilayah/cabang/cabang istimewa.
Selain itu, disepakati calon minimal empat tahun aktif menjadi pengurus harian PBNU atau badan otonom di bawah NU dan tidak menjabat pengurus harian partai politik. Jika yang bersangkutan menjabat pengurus harian partai politik, harus menyatakan mundur secara tertulis sebelum pemilihan berlangsung.
Sebelumnya, sempat diperkirakan pemilihan akan diadakan pada Jum’at (26/3) tadi malam karena
Sidang pleno penyampaian pemandangan umum oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) seluruh Indonesia atas laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar (PB) NU periode 2004-2009 selesai lebih cepat dari yang diagendakan.
“Karena pemandangan umun dari wilayah-wilayah sudah dilakukan sejak malam tadi, yang semestinya baru dimulai pagi ini, maka sidang kita cepat selesai dan kita ngirit waktu 11 jam. Kemungkinan pemilihan bisa dilaksanakan Jum’at malam,” kata Ketua PBNU Andi Jamaro yang memimpin sidang
Namun karena pelaksanaan sidang pleno pengesahan hasil sidang komisi sempat molor dan banyaknya materi yang disampaikan dalam sidang pleno itu, maka agenda pemilihan rais am dan ketua umum baru dilaksanakan pagi ini. (nam
No comments:
Post a Comment