Saturday, May 7, 2011

Calon TKI Asal Madiun Tewas Bunuh Diri di Penampungan

Sumber Berita Jatim.com

Madiun - Puryani (45) calon Tenga Kerja wanita asal Dusun Mantren, Desa Bader, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di penampungan perusahaan yang akan memberangkatkannya.

Menurut Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan, dan Produktivitas Tenaga Kerja (Pentalattas) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Madiun Suyadi jenasah ibu tiga anak ini pertama kali ditemukan oleh rekannya di di kamar mandi penampungan PT Buana Rizqia Duta Selaras yang berkantor di Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Korban ditemukan pada Kamis (5/5/2011) kemarin sekitar pukul 17.00 WIB sudah dalam keadaan tidak bernyawa di dalam kamar mandi. Dan sekitar pukul 19.00 WIB, pihak perusahaan memberitahu keluarga di Madiun atas kematian korban," ujarnya, Sabtu (7/5/2011).

Suyadi menambahkan, sebelum dibawa pulang ke rumah duka, jenasah sempat diautobsi dan diperiksa oleh aparat kepolisian. Kemudian jenasah diberangkatkan ke Madiun pada Jumat pukul 10.00 WIB dan tiba di rumah duka pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

"Jenasah setelah disolatkan langsung dikebumikan pada pukul 04.00 WIB. Sampai saat ini pihak kepolisian masih belum mengetahui penyebab korban sampai bunuh diri dengan cara gantung diri di dalam kamar mandi," jelasnya.

Suyadi menjelaskan, Puryani sudah ketiga kali ini berangkat bekerja keluar negeri. Ketiga kali pemberangkatan tersebut, semuanya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan negara tujuan Arab Saudi.

Peristiwa ini, semakin menambah daftar panjang kasus kematian TKI asal Kabupaten Madiun. Selama tahun 2011 telah ada tiga orang TKI Kabupaten Madiun yang meninggal akibat berbagai hal, termasuk Puryani. Sedangkan, selama tahun 2010, terdapat sebanyak 10 TKI asal Kabupaten Madiun yang meninggal dunia.

Sementara, salah satu kerabat almarhumah, Nur Alfan, mengatakan, hari Rabu (4/5) atau sehari sebelum gantung diri, korban sempat telepon ke suaminya, Rusni (50), di kampung halaman. Dalam kontak tersebut, korban menyatakan bahwa semua proses pemberangkatannya ke Arab Saudi, berjalan lancar.

"Suaminya masih syok. Ia tidak menyangka, Puryani nekat gantung diri, padahal Kamis sore itu masih kontak dan bercanda lewat telepon," kata Nur Alfan singkat.[rdk/ted]

No comments: