Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengingatkan pentingnya pembaharuan strategi dakwah untuk menyikapi perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Strategi dakwah baru ini sangat diperlukan untuk bisa menjangkau generasi baru yang disebut sebagai “generasi cyber”.
“Kita sudah memasuki dunia cyber. Para generasi cyber menyerap informasi dari berbagai sumber. Mereka belajar agama dari mana-mana,” katanya saat membuka Konferensi Cabang (Konfercab) ke-13 Nahdlatul Ulama Kota Malang di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Sabtu (7/5) malam.
Menurut Gus Ipul, jika NU tidak aktif menyikapi perkembangan ini, maka generasi Muslim baru akan belajar agama sesuka mereka dan ditakutkan akan terjadi kesalahpahaman dalam memahami agama. “Mereka akan memahami agama secara sepotong-sepotong dan tanpa guru,” katanya.
Ditambahkannya, tidak ada pilihan lain selain mengembangkan media dakwah di dunia cyber ini. Hal ini sangat mendesak, apalagi saat ini kembali marak gerakan-gerakan dan pemikiran yang ekstrim dan mengancam persatuan umat Islam dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut Gus Ipul, strategi dakwah juga perlu dikenakan pada anak-anak usia dini. Penanaman nilai-nilai keislaman yang benar sangat kepada anak-anak sangat penting dalam menuntun pemahaman keagamaan mereka di usia dewasa.
“Penelitian menunjukkan bahwa 50 persen perkembangan otak anak dibentuk pada usia nol sampai empat tahun. Lalu 30 persen dibentuk pada usia lima sampai delapan tahun. Di sinilah peran TK/RA, atau TPA/TPQ. Maka lembaga-lembaga NU yang menangani pendidikan keagamaan anak-anak ini harus dikelola profesional,” katanya.
Selain Gus Ipul, Konfercab ini juga dihadiri oleh Rais Syuriyah PBNU KH Masduki Mahfudh, perwakilan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur dan para pejabat pemerintahan di wilayah Malang Raya. Konfercab diikuti oleh perwakilan PCNU Kota Malang, MWCNU se-Kota Malang dan Pengurus Ranting NU-se Kota Malang. (nam)
No comments:
Post a Comment