Tuesday, December 7, 2010

Menakertrans Perjuangkan Agar TKI Bebas Kantongi Handphone di Arab Saudi

Sumber Detik.com

Jakarta - Menakertrans Muhaimin Iskandar bertandang ke Arab Saudi untuk mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat pemerintah Arab Saudi. Muhaimin memperjuangkan perubahan nasib TKI, termasuk agar TKI diberi kebebasan membawa handphone sebagai alat komunikasi.

"Rumah majikan yang akan ditempati calon TKI harus representatif, lalu gaji majikan harus di atas 10.000 real. TKI juga harus dilindungi asuransi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan keleluasaan TKI memegang telepon selular sebagai akses komunikasi. Paspor juga harus dipegang sendiri oleh para TKI," ujar Muhaimin dalam siaran pers kepada detikcom, Selasa (7/12/2010).

Muhaimin juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Tenaga Kerja dan Wakil Menteri Dalam Negeri Arab Saudi. Muhaimin akan meminta komitmen mereka tentang perlindungan tenaga kerja Indonesia di negara Timur Tengah tersebut.

"Pembenahan dimulai dengan melakukan revisi perjanjian kontrak kerja yang lebih memihak pada upaya perlindungan TKI. Pemerintah lebih memperketat pengawasan dari pelaksanaan kontrak kerja ini," ujar Muhaimin.

Muhaimin juga menegaskan akan membentuk tim khusus jika kekerasan terhadap TKI di Arab Saudi terus terjadi. Komitmen pemerintah Arab Saudi menjaga hubungan baik kedua negara dalam hal ketenagakerjaan sangat diharapkan.

"Bila dalam pelaksanaannya terjadi pelanggaran yang berakibat merugikan TKI, maka akan dilakukan investigasi kasus secara detail dan menyeluruh. Apalagi bila sampai terjadi kasus-kasus kekerasan yang tidak manusiawi," tegasnya.

Menurut data Kemenakertrans, saat ini jumlah TKI yang bermasalah di penampungan KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah sampai pertengahan November 2010 sebanyak 260 orang yang terdiri dari 147 orang di KBRI Riyadh dan 113 orang di KJRI Jeddah. Muhaimin dijadwalka berada di Arab Saudi tanggal 4-8 Desember 2010.

Menjenguk Sumiati

Pada hari pertama kunjungan kerjanya, Minggu (5/11) kemarin, Muhaimin yang didampingi Konjen RI di Jeddah menjenguk Sumiati di RS King Fahad. Sumiati, Minggu siang menjalani operasi paru-paru akibat adanya darah beku yang mengganggu pernafasannya. Sebelumnya ia telah menjalani operasi kepala.

Ditegaskan Muhaimin, peristiwa penganiayaan terhadap Sumiati dan dibunuhnya Kikim Komalasari harus menjadi momentum yang menyadarkan semua pihak agar berkomitmen secara konkret untuk meningkatkan pelayanan dan perlindungan terhadap TKI.

Kondisi kesehatan Sumiati, diungkapkan Muhaimin saat ini sudah 90 persen mulai pulih. Dalam pertemuan dengan menteri yang juga ketua umum PKB itu, Sumiati sudah bisa bercanda. Gadis yang ke Arab Saudi untuk mengumpulkan uang untuk biaya kuliah itu juga sudah bisa menyantap nasi.

Muhaimin berpesan kepada perawat yang mendampingi Sumiati agar terus membantu pemulihan gadis asal Dompu, Lombok, Nusa Tenggara Barat itu. Di RS King Fahad ada sekitar 60 perawat asal Indonesia yang siap membantu Sumiati. "Mereka saya titipi untuk merawat Sumiati, semoga semua berjalan baik," kata Muhaimin.

No comments: