JAKARTA - Pemerintah akan mengirim beras sebagai cadangan bagi Warga Negara Indonesia yang kesulitan mendapatkan bahan makanan akibat krisis politik dan keamanan di Mesir. Meskipun, sejauh ini pemerintah mengatakan belum mendapatkan informasi mengenai adanya WNI yang tidak mendapatkan makanan karena bahan makanan masih relatif mudah dibeli.
"Tidak (kesulitan). Kita belum dapat informasi karena pengadaan makanan masih mudah dibeli. Walaupun kita pelan-pelan bikin stok kita bawakan mie instan, makanan kaleng dan untuk ibu dan anak-anak ada biskuit dan vitamin sudah diangkut Depkes. Besok kita bawa beras untuk cadangan saja tapi bukan berarti sekarang kekurangan makan, belum," kata Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI di Mesir Hassan Wirajuda kepada wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, hari ini.
Hassan menambahkan, proses evakuasi WNI yang sudah berlangsung dua tahap sejauh ini tidak menemui kendala berarti. Kendati jumlah demonstran terus bertambah dan Presiden Hosni Mubarak menggunakan semacam Pamswakarsa untuk membubarkan kelompok anti pemerintah.
"Tapi sudah ada komitmen tadi malam saya dengar dari wakil presiden menyatakan bahwa pengerahan pamswakarsa akan dihentikan. Dengan kata lain, bisa jadi demo betapapun besarnya tetap damai," katanya.
Sebelumnya kesulitan mendapat makanan setidaknya dirasakan Adib Ali Rahbini (19), seorang mahasiswa Al Azhar, Kairo, asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Putra bungsu pasangan almarhum Ali Rahbini dan Jamilaturrosida (48) ini mengaku, dia bersama tujuh rekannya yang tinggal di rumah kontrakan di Hay Sabi’ Nasr City, Kairo, tidak bisa masak sejak beberapa hari ini.
“Semua mahasiswa Indonesia dibatasi waktunya oleh petugas keamanan untuk keluar dari asrama. Harga bahan makanan sudah naik. Biasanya, telur harganya 3 pounds, sekarang naik menjadi 5 pounds,” ujar Adib ketika dihubungi wartawan melalui sambungan telepon internasional, kemarin.(crl)
No comments:
Post a Comment