Sunday, February 27, 2011
TKW Bermasalah Dibekali Keterampilan Mandiri
Dubai - Para TKW bermasalah di Dubai dibekali pendidikan berupa kursus bahasa Inggris, program Kejar Paket A, table manner, merangkai bunga, dan menjahit.
"Diharapkan agar setelah kembali ke tanah air mereka tidak lagi ke luar negeri menjadi TKW. Sebaliknya dengan tambahan bekal keterampilan itu mereka mencoba mencari penghidupan yang lebih baik di Indonesia," ujar Konsul Jenderal RI Mansyur Dubai kepada detikcom, Sabtu (26/2/2011).
Menurut Mansyur, pendidikan keterampilan tersebut terselenggara berkat kerjasama KJRI Dubai dengan ibu-ibu DWP KJRI Dubai. KJRI dan DWP menyediakan seluruh kebutuhan dan peralatan kelas untuk peserta.
Sebagai sarana pendukung, Ruang Serbaguna KJRI Dubai yang setiap pagi dan siang hari menjadi ruang tamu, dipakai sebagai ruang kelas utama untuk para TKW pada sore hari. Demikian pula ruang pelayanan konsuler juga dimanfaatkan menjadi ruang kursus bahasa Inggris kelas menengah.
Jumlah TKW bermasalah yang kini sedang berada di penampungan sementara KJRI Dubai ada 80 orang dari sebelumnya 120 orang. Secara bertahap sebagian dari mereka yang bermasalah itu telah dibantu pulang ke kampung halaman.
"Kami berikan keterampilan ini, sementara mereka menunggu proses penyelesaian hukum dan administrasi terhadap kasus-kasus yang sedang mereka hadapi di Dubai dan emirat lainnya di wilayah utara Uni Emirat Arab (UEA)," terang Mansyur.
Ada Kemajuan
Sekretaris Pertama Plh. Fungsi Pensosbud KJRI Dubai Adiguna Wijaya dan Ketua DWP KJRI Dubai Febie Mansyur selaku koordinator bersama menyampaikan bahwa para pengajar merasa senang dan puas atas antusiasme dan keseriusan para TKW mengikuti kelas.
Para tenaga pengajar yakni Ibu Indah Brown, Ibu Ita Hidma (kelas bahasa Inggris), Ibu Indriyani Muhammad Bram (kelas menjahit), Ibu Putri Feigl dan Ibu Ari Martin (kelas table manner dan merangkai bunga), serta Ibu Ernawati Wawan (kelas Kejar Paket A) bahkan melihat ada perkembangan kemampuan yang lebih baik dari para TKW tersebut.
Ibu-ibu relawati pengajar itu berasal dari masyarakat Indonesia di Dubai dan anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Dubai. Meskipun mereka mengajar secara sukarela, namun mereka sangat profesional dalam menyampaikan materi pelajaran.
Hal itu dibuktikan dengan keseriusan mereka dalam mempersiapkan materi dan perlengkapan pendukung lainnya. Di samping itu, para tenaga pengajar tersebut memang berasal dari profesi dan latar belakang pendidikan terkait.
Disebutkan, bahwa semangat para TKW dalam mengikuti kelas-kelas yang ada sejak hari pertama terlihat cukup tinggi. Sebagian besar dari mereka mengikuti semua kelas utama yang disediakan.
Tak Mau Jadi TKW Lagi
Kemajuan para TKW juga dicatat oleh para anggota DWP KJRI Dubai, yang ikut bertugas piket secara bergantian setiap hari, demi kelancaran pelaksanaan sekolah keterampilan untuk para TKW.
Seorang TKW dari Indramayu, Sumini (40 tahun), yang baru sekitar 3 minggu berada di penampungan menyatakan kesenangannya mengikuti kelas Kejar Paket A. Hal ini dikarenakan ia tidak tamat Sekolah Dasar, sehingga selama ini belum lancar membaca dan menulis.
TKW lainnya, Sumirah (36 tahun) juga dari Indramayu, yang sudah 2 bulan berada di penampungan memilih kelas menjahit karena ia berharap bisa memiliki ketrampilan menjahit. Ia berkeinginan apabila sudah kembali ke desanya akan mencoba usaha menjahit dan tidak ingin menjadi TKW lagi.
Sementara Siti Maemonah binti Ngusman Marlan (26 tahun), TKW asal Kendal yang telah 5 bulan berada di penampungan, mengikuti kelas bahasa Inggris tingkat menengah, menjahit dan table manner.
Ia menyatakan bahwa pendidkan ini sangat bermanfaat untuk mewujudkan keinginannya membuka usaha rias pengantin apabila kembali ke tanah air nanti. Ia juga berniat tidak akan menjadi TKW ke luar negeri lagi.
"KJRI Dubai merencanakan akan mengadakan kelas baru, yaitu ketrampilan membuat kerajinan dan aksesoris," demikian Adiguna. (es/es)
2 comments:
Post a Comment