Sumber Nu Online
Yogyakarta,Rais Aam PBNU KH AM Sahal Mahfudz ketika membuka acara Rapat Pleno PBNU di Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta meminta doa kepada hadirin yang hadir agar NU tetap komitmen dengan Khittahnya, untuk tidak berpolitik praktis. Karena itu di PBNU tidak ada lembaga, Lajnah siyasah atau politik.
“Saya minta doa kepada semuanya, semoga pengurus PBNU sekarang ini dan selanjutnya tetap komitmen dengan Khittah NU dengan tidak berpolitik praktis,” tandas KH Sahal Mahfudz ketika membuka Rapat Pleno PBNU, Ahad (27/3).
Hadir antara lain Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirajd, Waketum H As’ad Said Ali, Sekjen Marsudi Suhud, Slamet Effendy Yusuf, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfudh MD, Menteri PDT A Hilmy Faishal Zaini, Anggota Dewan Pembina Demokrat Ahmad Mubarak, para kiai sepuh NU, Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid, Ketua Fatayat NU Ida Fauziyah, Ketua Umum PB PMII Adien Jauharuddin, Ketua IPPNU Margaretha, Ketua IPNU M Syauki dan 120-an peserta.
Sahal Mahfudz meminta agar PBNU meneguhkan kembali sebagai jam’iyyah diniyah yaitu organisasi keagamaan dengan jamaah (warga NU) bahwa NU tetap sebagai jam’iyyah ijtima’iyyah yaitu organaisasi kemasyarakatan yang tidak ada kaitannya dengan politik maupun partai politik.
Dengan begitu lanjut KH Sahal, maka pihaknya optimis Rapat Pleno PBNU di Krapyak Yogyakarta ini akan menghasilkan keputusan-keputusan besar yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
KH Sahal dalam membuka acara ini hanya berbicara singkat dan acara dilanjutkan dengan pandangan Ketua Umum
PBNU KH Said Aqil Siradj tentang garis-garis besar program kerja PBNU ke depan dan khususnya pembahasan dalam Rapat Pleno PBNU kali ini yang meliputi komisi agama (Aswaja), kebangsaan, kaderisasi, organisasi, ekonomi-pertanian dan masalah aktual lainnya.(amf)
No comments:
Post a Comment