Kisa tki tidak akan ada habisnya,selagi WNI ada yang bekerja di manca negara.Untuk tidak ada kisa atau berita tki yang meninggal atau tersiksa ,sebaiknya pemerintah menyiapkan lapangan pekerjaan kepada warganya.Ini terbukti sampai saat sekarang masih banyak teman-teman yang lulusan serjana yang bekerja Tanam anggur(PENGANGGURAN ).Meskipun banyak yang sudah mengantongi s2 atau s3 mereka juga masi tanam anggur.
Lagi, kisah duka dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kediri di Malaysia. Nasib nahas itu menimpa Slamet, 51, warga Dusun Petungombo, Desa Sepawon, Plosoklaten.
Pahlawan devisa ini tewas diduga karena kecelakaan kerja.Kabar kecelakaan kerja itu diperoleh keluarga korban dari pihak kepolisian Malaysia. Kemarin jenazah Slamet telah datang dan langsung dimakamkan di desanya. Prianto, 23, putra bungsu Slamet, mengatakan bapaknya dikabarkan meninggal empat hari yang lalu. "Meninggalnya Sabtu (25/10) malam," ujarnya.
Namun pihak keluarga baru mendengar kabar tersebut Minggu paginya. Itu setelah kakaknya menghubungi keluarga lewat telepon. Dari keterangan yang diperoleh dari Malaysia, Prianto hanya mengetahui bapaknya meninggal saat kecelakaan kerja.
Diduga Slamet terjatuh dari tangga saat mengerjakan tugasnya di proyek. "Yang saya tahu dia jatuh, gitu saja," jelas Prianto.Prianto sendiri mengaku, bapaknya sudah cukup lama mengadu nasib di negeri Jiran.
Tepatnya pada 1991 untuk kali pertama bapaknya berangkat ke Malaysia. Sayangnya baik Prianto maupun keluarganya tidak tahu PT yang memberangkatkan Slamet. "Kalau nggak salah dari Surabaya," urainya. Sementara itu dari laporan kepolisian yang dikeluarkan Polisi Diraja Malaysia disebutkan Slamet memang tewas akibat kecelakaan kerja.
Slamet dikatakan terjatuh dari Scaffloding pada ketinggian 5 kaki. Kejadian tersebut terjadi di tempat kerjanya di kawasan perindustrian Mahkota, Beranang, Selangor Malaysia. Akibat jatuh tersebut, korban langsung pingsan hingga teman-temannya memutuskan untuk membawanya ke poliklinik Tasik Kusuma, Barangang Selangor.
Lantaran luka yang diderita cukup parah korban akhirnya dilarikan ke Hospital Kajang. Sayangnya sampai di sana. Nyawa korban tak tertolong lagi. Sekitar pukul 14.00, mobil yang membawa jenasah korban kemarin datang. Namun jenasah korban kemarin tidak diangkut dengan menggunakan mobil jenasah. Melainkan hanya menggunakan mobil Toyota Kijang berwarna hitam S 8006 R. Begitu mobil jenasah korban datang, tangias keluarga langsung pecah.
Misini anak pertama Slamet kemarin terlihat menangis histeris. Khawatir pingsan, keluarga yang lain langsung membawanya ke ruang tengah.Begitu tiba, jenasah langsung dibawa masuk ke ruang dalam. Namun pihak keluarga memilih tidak membuka peti jenasah dan langsung disalati untuk kemudian dimakamkan.
Supiyah teman korban diperantauan mengatakan, sejauh ini pihak perusahaan telah memenuhi semua hak-hak Slamet, "Sudah-sudah," ujar Supiyah tanpa menyebutkan hak-hak yang dimaksud. Namun keterangan tersebut berbeda dengan yang disampaikan Prianto. Sejauh ini pihak keluarga belum menerima sepeserpun santunan dari perusahaan tempat ayahnya bekerja, "Belum-belum ada," ujarnya.
No comments:
Post a Comment