Ramdhan Muhaimin - detik
Kualalumpur - Permasalahan TKI tidak saja menjadi urusan Kedutaan Besar RI di Malaysia. Pelajar Indonesia yang sedang belajar di negeri Petronas itu juga peduli terhadap persoalan-persoalan TKI.
Selama setahun terakhir ini, PPI Malaysia berhasil membantu pemulangan 38 TKI yang terjebak masalah."Dalam satu tahun kepengurusan ini, kami alhamdulillah berhasil memulangkan 38 TKI yang bermasalah," ujar Ketua Umum demisioner PPI se-Malaysia Irfan Syauqi Beik dalam Kongres Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia (PPIM) di Universiti Malaya, Sabtu (6/6/2009).
Dia menguraikan, sejak Agustus 2008 hingga Maret 2009 sebanyak 12 TKI dengan beragam latar pekerjaan telah dipulangkan. PPIM lanjut dia, bekerjasama dengan KBRI dalam mengupayakan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) dan mencarikan sponsorship untuk tiket pemulangan bagi para TKI tersebut.
Sedangkan selama Mei 2009, PPIM juga berhasil memulangkan 26 TKI lainnya yang bermasalah dari beragam latar pekerjaan. "Khusus untuk mereka ini, kami menggalang dana solidaritas dari TKI-TKI yang lain.
Ini salah satu bukti jika pelajar Indonesia juga peduli terhadap TKI," lanjut mahasiswa doktor Universiti Islam Antarabangsa Malaysia ini. Irfan menjelaskan, secara kebetulan sejumlah pengurus PPIM banyak yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dekat dengan TKI.
Sehingga seringkali para TKI tersebut juga mengadukan sejumlah permasalahan mereka kepada PPIM, selain KBRI. "Dari sinilah PPIM juga merasakan memiliki tanggung jawab sosial terhadap saudara-saudaranya sesama WNI di Malaysia, bukan saja pelajar," cetus dia.
Dia juga mencontohkan, PPI juga menggelar kegiatan pengajian yang melibatkan khusus TKI. Partisipasi mereka, lanjut dia, sangat tinggi untuk mengikuti pengajian yang diadakan PPIM. Ini terbukti dengan jumlah kehadiran mereka yang mencapai 300-600 orang setiap kali pengajian. "Kami juga membuat pelatihan pengelolaan keuangan buat mereka.
Karena sebagian TKI itu ketika mereka memperoleh uang ringgit di sini, mereka habiskan uang itu untuk bangun rumah dan beli mobil di kampung. Itu memang hak mereka.
Tapi ketika uang mereka habis, mereka balik lagi ke Malaysia. Inilah akhirnya yang menjadi permasalahan sosial berikutnya," pungkas dia.
Kongres PPI se-Malaysia digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu di Universiti Malaya, Kuala Lumpur. Kongres ini dihadiri oleh 21 PPI cabang dari berbagai universitas dan college di seluruh Malaysia. Jumlah mahasiswa Indonesia di Malysia mencapai 15 ribu orang dari tingkat S1 hingga S3.
No comments:
Post a Comment