Menurut David Palestrant, MD, Direktur Neuro-Critical Care and the Stroke Program di Cedars-Sinai, masyarakat sebenarnya memiliki pemahaman yang tinggi mengenai stroke.
"Namun, mereka kerap mengabaikan faktor risikonya. Golongan usia produktif justru banyak yang menjalani pola makan tinggi lemak dan jarang berolahraga.
Padahal, kedua gaya hidup itu merupakan pendorong terjadinya stroke," katanya. Stroke memang tak langsung menyebabkan kematian, tetapi pasti menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Palestrant menyebutkan kelompok wanita yang berisiko terhadap stroke, terutama yang:- Berusia di atas 30 tahun, dan tengah mengonsumsi kontrasepsi oral jenis estrogen dosis tinggi. Risiko mereka meningkat 22 kali lebih tinggi, apabila ditambah dengan kebiasaan merokok.- Sedang hamil.-
Sering minum minuman beralkohol.- Pernah mengalami luka yang menyebabkan timbulnya gumpalan darah.- Pernah mengalami serangan stroke.Sesungguhnya, banyak wanita pernah mengalami gejala stroke seperti hipertensi, kadar kolesterol di atas normal, serta jantung berdetak tak beraturan.
Namun, mereka tak menyadari bahwa semua itu termasuk serangan stroke. Maka, jumlah wanita yang meninggal karena stroke pun lebih banyak daripada pria.
No comments:
Post a Comment