Kuala Lumpur (ANTARA News) - Hasib (27 tahun), pekerja bangunan asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur, meninggal dunia kerena tertimbun longsoran tanah ketika sedang mengerjakan proyek pembangunan rumah di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa sore (23/11).
Sedangkan Suparto, rekan korban yang juga sedang bekerja di lokasi kejadian, berhasil menyelamatan diri dengan cepat menghindari longsoran tanah dari dinding tanah setinggi tujuh meter tersebut.
"Sebelum peristiwa itu terjadi hujan turun, namun setelah hujan berhenti kami kerja lagi dan tak lama kemudian terjadilah longsor pada saat kami sedang bekerja," kata Suparto saat dijumpai di RS Pusat Perubatan Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Rabu.
Menurut dia, pada saat itu pengawas pekerjaan menyarankan para pekerja tidak usah bekerja dulu karena cuaca juga masih kurang mendukung. Namun karena kami ingin cepat selesai, akhirnya saya dan Hasib tetap bekerja.
"Adiknya Toke (bos) sudah bilang istirahat saja dulu, tapi saya dan Hasib tetap kerja," ungkapnya.
Hasib, lanjut dia, tertimbun tanah longsor, dan para rekan-rekan kerjanya berusaha menolong dengan mengeluarkan dari timbunan tanah tersebut dan setengah jam kemudian baru bisa kami keluarkan dia dari timbunan tanah tersebut.
Setelah itu, kami bawa dia ke rumah sakit terdekat, namun di tengah perjalanan nyawanya sudah tidak tertolong.
Saat ini, almarhum masih berada di rumah sakit tersebut guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) saat ini telah memberikan bantuannya dengan mengurus jenasah almarhum di rumah sakit tersebut.
Atase Ketenagakerjaan KBRI Kuala Lumpur Agus Triyanto AS menjelaskan bahwa pihaknya juga akan membantu pengurusan hak-hak almarhum seperti hak gaji, asuransi termasuk melaporkan kejadian tersebut ke balai polis setempat.
"Kami sudah kirim staf ketenagakerjaan KBRI untuk apa-apa saja yang menjadi hak almarhum. Kalau dia bekerja secara legal tentu akan diuruskan asuransinya. Nilai asuransi yang bisa diterima itu sekitar 25 ribu ringgit (sekitar Rp71,25 juta)," kata Agus.
No comments:
Post a Comment