Ini Terbukti kepada dua oranga tki asal Bawean yang datang ke Malaysia ,yang melalang buana bekerja di Malaysia telah ketemu jodohnya di Negara tetangga yang mempunyai munara kembar yang tertinggi di dunia.
Jakfar dan Hasana adalah tki asal desa Balikbak Kecamatan Sangkapura ,meskipun mereka berasal dari satu desa di Balikbak Bawean ,sebelum ini mereka tidak pernah ketemu.
Namun setelah mereka datang dan bekerja di Malaysia baru saling berkenalan.Dari bibit - bibit perkenalan maka terjadi saling bertegur sapa terlebih dahulu dan juga saling bertukar - tukar nomer Hp.Dari situlah ada bibit-bibit cinta mereka saling berhubung dan saling sms.
Perkenalan keduanya tidaklah juga terlalu lama,bahkan mereka sepertinya sudah ada ke akrapan sebelumnya ,padahal tidak ungkap salah seorang keluarganya yang hadir di acara walimatul urus yang di langsungkan pada tanggal 2/12/08 di daerah Hulu Klang Kuala Lumpur.Banyak saudara dan teman-teman yang datang menyaksikan hari yang bersejara untuk kedua raja sehari itu itu.
Hujan renyai -renyai mengiringi kedua penganten yang duduk di pelamenan.Keluarga kedua mempelai itu juga tampak kelihatan.Suasana pada waktu itu bisa mengingatkan nostalgia dari Desa kelahirannya di Bawean yang selalu tetap di hati orang-orang Bawean.
Keakraban warga Bawean dapat di lihat ,dan juga budaya ke gemaran orang bawean seperti bacaan bersanjina dan marhabanan juga di tampilkan.
Sayangnya hanya satu adat Bawean jika pesta mantenan yang tidak bisa di lihat di perantuhan , yaitu penganten perempuan harus menaiki kapal-kapalan dan penganten lelaki harus naik kuda.Di iring keliling desa yang menjadi tradisi orang Bawean dari dulu lagi.
Kalau bawean tradisi seperti naik kuda dan naik kapal-kapalan masi segar sampai sekarang ini.Meskipun jaman sudah canggi namun orang bawean tidak pernah melupakan budaya asalnya.Walaupun tidak naik kapal - kapalan dan kuda ini sudah cukup baik kata Bapak Hanafi toko masyarakat Kumalabaru di Malaysia,katanya di selah-selah menghadiri pesta walimatul urus tersebut.
Memang kita ingin budaya ini tetap subur dan tetap di pertahankan dan di ingati sepanjang oleh kumunitas Bawean walaupun kita merantau kemana saja .Ini harus di suburkan oleh generasi muda Bawean.Siapa sih yang akan menyuburkan budaya Bawean jika bukan orang -orang Bawean Sendiri.
Karena budaya Bawean adalah warisan dari para kakek moyang kita ,sebelum datangnya dan lahirnya kami-kami ini .ungkap Sakdallah warga Bawean yang mengantongi Master sosiolagi dari Universitas Kangsaan Malaysia .Sakdallah sekarang dalam proses untuk melanjutkan P.hdnya.
Sesudah bacaan bersanji dan marhaban di perdengarkan oleh
Aspari dari Kumalasa.
Memang suda menjadi kebiasaan setelah acara selesai undangan
akan di sajikan dengan makanan dan minuman.
Ini terbukti undangan yang hadir dapat di lihat dalalam foto sebelah kanan ,undangan menikmati makanan dan minuman yang telah di sediakan oleh tuan rumah ,yaitu paman Nasehon
Saya doakan kepada kedua sejoli yang telah mengahiri jajakanya,semuga Allah memberikan jodoh sampai ke akhir hayatnya dan dapat reseki yang banyak dan cepat punya keturunan.
No comments:
Post a Comment