JAKARTA— Nasib keluarga buruh migran yang ditinggalkan di Indonesia ternyata juga memprihatinkan. Mereka masih tetap mengalami kesulitan ekonomi, selain itu anak-anak yang ditinggalkan tumbuh tanpa kasih sayang orangtua.
Demikian dikatakan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta di Jakarta (11/3). "Banyak keluarga BM yang tidak mendapatkan kiriman karena keluarga mereka yang menjadi BM mendapat masalah. Belum lagi kalau BM tersebut meninggal, " jelas Meutia.
Selain itu, Meutia juga menjelaskan, anak dari BM mendapatkan kesulitan bersekolah. "Di salah satu daerah perbatasan ada anak yang sudah berusia 14 tahun belum bersekolah karena peraturan yang ada tidak memperbolehkan," kata dia.
Menurutnya, masalah lain yang dihadapi oleh keluarga BM adalah anak-anak yang ditinggalkan tumbuh "kering" tanpa kasih sayang orangtua. "Mereka memang diberi makan oleh paman dan bibi, tapi kebutuhan mental dan spiritual tidak terpenuhi, mereka tumbuh menjadi anak yang bengong," kata Meutia.
Menyikapi hal tersebut, Meutia meminta bantuan dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah yang dihadapi keluarga buruh migran. "Saat ini pemerintah belum dapat menyelesaikan semua permasalahan keluarga BM yang ada. Daerah-daerah pelosok belum terjangkau, untuk itu perlu bantuan dari pihak-pihak lain, " terangnya.
No comments:
Post a Comment