Tuesday, June 1, 2010

Dewan Keamanan PBB Sidang Darurat Bahas Tragedi Gaza

TEMPO Interaktif, Markas PBB - Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat, Senin waktu setempat, membahas kebrutalan Israel terhadap relawan bantauan kemanusiaan Gaza serta melakukan investigasi.

Menyusul pertemuan terbuka 90 menit, Dewan dengan anggota 25 negara itu juga melakukan konsultasi tertutup. Para diplomat mengatakan sejumlah utusan khusus mengajukan tawar menawar soal pernyataan yang disampaikan oleh Dewan.

Marinir Israel menyerbu kapal bantuan Turki untuk Gaza, Senin. Dalam insiden tersebut, militer Israel mengatakan sedikitnya sembilan aktivis proPalestina tewas.

Menurut pejabat senior Israel, seluruh korban tewas adalah warga Turki. Kejadian ini mengundang protes secara meluas.

Anggota Dewan mengritik aksi Israel serta meminta negeri Zionis itu mencabut blokade yang sudah berlangsung selama tiga tahun terhadap Gaza yang dikuasai Hamas.

"Ini sama saja dengan kelakuan bandit dan pembajak," kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu kepada Dewan. "Ini pembunuhan yang dilakukan oleh negara."

Amerika Serikat selaku sekutu utama Israel di Dewan berbicara hati-hati. Wakil duta besar di PBB Alejandro Wolf di Washington menyesalkan hilangnya nyawa dan menginginkan adanya penyelidikan "kredibel dan transparan" oleh Israel.

Tetapi mengritik upaya armada bantuan kemanusiaan mencoba menerobos blokade Israel di Gaza. "Bantuan pengiriman langsung melalui laut adalah tidak tepat dan tidak bertanggung jawab, dalam situasi seperti ini jelas tidak efektif," katanya.

Wakil duta besar Israel Daniel Carmon mengatakan, misi armada kemanusiaan tersebut "ada sesuatu". Penyelenggara "menggunakan kedok bantuan kemanusiaan untuk mengirimkan pesan kebencian dan melaksanakan kekerasan," ujarnya.

Penyelenggara bantuan, di antaranya terkait dengan organisasi teroris telah memaksa Israel memulai operasinya. HaL itu dimaksudkan sebagai "langkah preventif untuk melawan penerobos blokade," kata Carmon.

Para diplomat mengatakan, poin yang perlu disampaikan dalam proposal Dewan antara lain perlunya investigasi yang independen dan bagaimana menyalahkan insiden tersebut.

Pertemuan darurat Dewan berlangsung atas permintaan Lebanon dan Turki, kedua negara merupakan anggota tidak tetap Dewan.

Sementara itu, peninjau tetap Palestina di PBB Riyad Mansour mengatakan kepada para wartawan sebelum pertemuan bahwa dia ingin melihat "hasil yang menentukan, suatu reaksi yang akan membawa Israel ke pangadilan dan mengutuk tindakan itu."

Mansour hadir mewakili Otoritas Palestina yang tidak menguasai Jalur Gaza, secara de facto kawasan ini diperintah oleh kelompok militan Hamas.

Blokade Gaza Israel mengundang kritik dari para pejabat PBB yang menyebut insiden tersebut sebagai krisis kemanusiaan. Namun sebaliknya, Carmon mengatakan "Tidak ada krisis kemanusiaan di Gaza."

REUTERS | CHOIRUL

No comments: