Saturday, June 5, 2010

Islah PKB Menjadi Harga Mati

Sumber: Jawa Pos
[ Sabtu, 05 Juni 2010 ]

JAKARTA - Hasil kerja Komite Islah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PKNU yang digagas Sekjen DPP PKB Lukman Edy dkk belum menunjukkan hasil signifikan. Hingga kini, proses rekonsiliasi yang didorong oleh sejumlah pengurus di masing-masing kubu itu masih menemui jalan buntu.

Tiga figur sentral, baik Muhaimin Iskandar (kubu PKB Ancol), Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid (kubu PKB Parung), maupun Choirul Anam (PKNU), belum satu arah menyikapi konsep islah. ''Biasanya, kalau konflik sudah terlalu dalam dan lama seperti di PKB, dibutuhkan orang ketiga sebagai mediator,'' ujar Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari.

Menurut dia, PB NU yang memiliki kaitan erat dalam pembentukan PKB seharusnya bisa mengambil peran lebih. Pilihan lainnya, ungkap dia, adalah mencari mediator dari orang luar. Kriterianya, mereka yang berpengalaman sebagai penengah konflik dan dihormati. Qodari sempat melontarkan dua nama, yakni Jusuf Kalla (JK) dan Taufik Kiemas (TK).

Menurut dia, penyatuan kembali PKB merupakan harga mati jika masih ingin eksis di Pemilu 2014 nanti. Dia berani memastikan, persentase syarat parliamentary threshold (PT) nanti meningkat dari 2,5 persen yang diberlakukan sekarang.

Di tempat sama, Sekjen DPP PKB Lukman Edy mengakui, sejumlah tokoh sentral masih menghitung-hitung formula islah yang paling tepat. ''Pertimbangannya masih secure (aman, Red) atau unsecure terhadap posisi mereka. Masih membutuhkan waktu untuk menjelaskan bahwa islah memang tidak bisa ditunda-tunda lagi,'' ungkap Lukman

Menurut dia, upaya menyatukan PKB merupakan sebuah keharusan untuk menghadapi Pemilu 2014. Sebab, jika elite PKB masih tak mau islah, dikhawatirkan perolehan suara partai berbasis nahdliyin itu bakal jeblok. PKB bahkan terancam kehilangan semua kursi jika aturan baru tentang PT dari 2,5 persen menjadi 5 persen diterapkan.

''Modal PKB saat berdiri adalah patronase Gus Dur dan basis kultural kiai-kiai NU, serta modal kejuangan sejarah nasionalisme NU dalam berbangsa dan bernegara. Tapi, sejak Pemilu 2009, PKB hanya bermodal struktur sehingga hanya memperoleh 2,5 persen suara,'' tutur Lukman.

Formulasi islah yang ditawarkan Lukman adalah, pertama, melalui muktamar atau tidak agar forumnya final dalam mengatasi resolusi konflik PKB selama ini. Kedua, penggabungan pengurus PKB, sebagian atau menyeluruh, atau secara selektif, untuk duduk di kepengurusan baru yang bakal dibentuk dari pusat sampai cabang PKB. (dyn/c4/agm)

No comments: