Friday, June 11, 2010

Upaya Islah PKB yang Dibangun dari Jatim Berlangsung Tidak Lengkap

Kubu Muhaimin Mengaku Tak Diundang

SURABAYA - Tak mudah mempertemukan kubu berkonflik di PKB. Upaya islah yang dicoba dibangun dari Jatim kemarin berlangsung tidak lengkap. Acara Deklarasi Komite Islah Jawa Timur di kantor PW NU kemarin (10/6) tidak dihadiri kubu PKB Muhaimin Iskandar.

Ketua DPW PKB versi Ancol atau sering disebut kubu Muhaimin, Imam Nahrawi, menghadiri konsolidasi dan evaluasi PKB tingkat DPC di Wisma Sejahtera, Jalan Ketintang. Kedua acara tersebut digelar dalam waktu yang hampir bersamaan.

''Tidak benar kalau kami menggelar acara tandingan,'' jelas Nahrawi sebelum memasuki aula Wisma Sejahtera. Menurut anggota DPR itu, acara yang dihadirinya itu murni merupakan agenda konsolidasi berkala. ''Dalam pertemuan ini, kami fokus mengawal agenda pilkada di delapan kabupaten dan kota,'' ujarnya.

Mengapa tidak hadir di deklarasi islah? ''Saya tidak diundang. SMS pun tidak ada,'' jawab Nahrawi. Karena itu, dia memilih datang ke Wisma Sejahtera. Kalaupun ada kader Ketintang yang datang ke Kantor PW NU Jawa Timur, Nahrawi bakal terus memantau. ''Akan saya tanya hasilnya seperti apa,'' tegasnya.

Terkait dengan masalah deklarasi islah yang digelar di PW NU Jawa Timur, Nahrowi mengatakan bahwa itu digagas pihaknya beberapa waktu lalu. ''Kalau kami sudah pernah menggagas, apa bisa dikatakan kami menolak,'' katanya. ''Apa juga kalau mau ada islah, Imam Nahrowi harus mundur dulu,'' lanjutnya, lantas tertawa lepas.

Sementara itu, suasana di aula PW NU Jawa Timur tetap berjalan sesuai acara, walaupun tanpa kubu Muhaimin. Puncaknya, belasan sesepuh naik ke panggung, mendengar deklarasi yang dibacakan Muzamil Syafi'i. Pembacaan itu disambut dengan pembacaan salawat dari puluhan peserta deklarasi. Walaupun tanpa Imam Nahrawi, Sekjen PKB Ancol Lukman Edy terlihat hadir. Sedangkan dari PKNU terlihat KH Anwar Iskandar (dewan syuro).

Hasan Aminuddin, ketua DPW PKB versi Parung yang juga marangkap sebagai ketua Komite Islah Jawa Timur, mengatakan bahwa islah di tubuh partai politik NU adalah harga mati. ''Secepat mungkin akan kami upayakan untuk diwujudkan,'' terang politikus yang sekarang menjadi Bupati Probolinggo itu.

KH Muchid Muzadi, salah seorang pendiri PKB, mengatakan, dirinya bersyukur karena islah mengalami perkembangan yang baik. Dia berharap, persoalan segera selesai. ''Tidak perlu ada sikap curiga, ragu-ragu, serta saling menentang,'' ujar kiai asal Jember itu. (wan/c4)

No comments: