INILAH.COM, Jakarta - Rekonsiliasi atau islah, kini menjadi tren di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jika sebelumnya, partai ini tak lepas dari kisruh kini justru di internal kekuatan PKB berlomba-lomba mendorong terjadinya islah. Ada apa?
Menurut Wasekjen DPP PKB Sukabumi, Helmi Faisal Zaini, islah cukup penting untuk kehidupan politik khususnya bagi kader NU yang bergerak di ranah politik. Konflik yang mendera selama ini, menurut Helmi, menjadikan pelajaran berharga bagi PKB.
“Dinamika internal yang memberi pelajaran cukup bagi kami untuk bekal menghidupkan kehidupan politik terutama kader NU dalam ranah politik,” ujarnya dalam jumpa pers ‘Rekonsiliasi PKB’ di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (28/6) sore. Berikut pernyataan lengkapnya dalam bentuk tanya jawab:
Apa yang melatari munculnya rekonsiliasi PKB?
Ini berasal dari dialog panjang antar perbedaan pendapat di PKB. Hal ini berjalan alamiah dan diwarnai silaturahmi dengan kokoh. Pada hari ini, bagian upaya kita kepada seluruh simpatisan, kami telah mendeklarasikan dalam keberagaman kami, untuk melakukan pengabdian masyarakat luas.
Transisi di alam demokrasi ini menjadikan parpol pilar penting, karena itu dinamika internal yang memberi pelajaran cukup bagi kami untuk bekal menghidupkan kehidupan politik terutama kader NU dalam ranah politik.
Apa target dari rekonsiliasi PKB ini?
Yang jelas membangun penyatuan yang utuh, karena bola salju semakin hari semakin besar. Tentu kami ingin menjadikan proses yang biasa, bahwa politik ada perbedaan. Tetapi ini luar biasa, meski memiliki perbedaan tajam, tapi memiliki tekad, karena ruang di masyarakat menunggu penyatuan kembali untuk meneruskan cita-cita.
Ini permulaan dari langkah seiring sejalan, hari-hari esok pasti ada kegiatan dimana ada kebersamaaan kita semakin kokoh dan utuh. PKB sebagai partai terbuka dan toleran. Kita ingin mengembalikan kekuatan PKB sebagai kekuatan ketiga seperti dalam Pemilu 1999. Dan proses ini akan diikuti oleh tingkatan PKB seluruh daerah.
Bagaimana pola tahapan rekonsiliasi yang ditawarkan dan apa masih menjadi bagian Komite Islah yang digagas oleh Lukman Edy?
Tahapan kebersamaan alamiah ini gradual. Seluruh ihtiar untuk membesarkan PKB itu adalah semangat kita semua. Jadi tidak dikotomis kelompok a, b atau c. Karena harapan dan dialog panjang termasuk dari seluruh pemegang saham PKB. Mereka menyampaikan agar PKB dapat menyatukan perbedaan. Saya kira peringatan harlah PKB pada 23 Juli mendatang menjadi bukti kebersamaan PKB. [mdr]
No comments:
Post a Comment