Tuesday, April 21, 2009

JK Ditolak, Hatta-Akbar Calon Kuat Pendamping SBY

Jakarta - Partai Golkar ingin mengajukan JK sebagai cawapres SBY, tetapi usulan ini ditolak. Akibatnya Golkar dan Partai Demokrat (PD) resmi bercerai. SBY memang belum menentukan cawapres, tetapi dia sudah memberikan isyarat. Beberapa isyarat yang disampaikan SBY itu jelas mengarah pada beberapa figur yang berasal dari wilayah Indonesia bagian barat. Nama Hatta Rajasa dan Akbar Tandjung semakin menguat.

Dua tokoh ini belakangan memang termasuk orang-orang yang dekat dengan SBY. Akbar Tandjung misalnya, saking dekatnya dengan SBY, dia dengan leluasa menempatkan beberapa kadernya di PD. Sebut saja nama Anas Urbaningrum dan Ruhut Sitompul.

Keduanya saat ini menjadi orang yang ditunjuk sebagai penggodok cawapres SBY. Anas adalah mantan ketua umum PB HMI dan Ruhut adalah bekas politisi Golkar. Belum lagi soal bagaimana Akbar bisa 'memanfaatkan' (Barisan Indonesia) Barindo sebagai ormas yang mendukung Akbar dipasangkan dengan SBY.

Untuk diketahui Barindo adalah ormas independen yang mendeklarasikan diri sebagai pendukung PD dan SBY.Selain Barindo, Akbar juga mampu meyakinkan kelompok muda Partai Demokrat . Secara terang-terangan ormas sayap PD ini merekomendasikan Akbar sebagai cawapres SBY.

Gerakan Akbar terus meluas. KNPI yang telah menjadi tempat Akbar belajar politik juga secara terang-terangan mendukung dia sebagai pendamping SBY. Demikian juga dengan alumni HMI.Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan sendiri bagi SBY untuk merekrut mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.

Akbar dinilai mampu menggerakkan semua jaringannya, baik yang di Golkar maupun non Golkar. Sosok akbar yang kalem tetapi luas pandangan, berbeda dengan JK, juga diperkirakan menjadi pemikat SBY.Masalahnya, umur Akbar yang lebih tua dari SBY juga akan menjadi catatan penting SBY. Ditambah lagi beberapa kasus hukum akbar yang dulu sempat ramai, tentu saja menjadi bahan renungan SBY yang ingin citranya semakin baik di pemerintahan periode keduanya. Belum lagi masalah hubungan politik masa lalu antara SBY dan Akbar dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2004.

Berbeda dengan Akbar, Hatta Rajasa memang tokoh politik dari Sumatera yang tidak sekaliber Akbar. Namun politisi PAN ini ternyata cukup memikat hati SBY karena kemampuannya dan loyalitasnya terhadap SBY yang tiada banding.

Kabarnya saking percayanya SBY pada orang ini, beberapa urusan SBY di pasrahkan kepada Hatta. Loyalitas inilah yang konon membuat hati SBY merasa nyaman dengan sosok Hatta. Ditambah lagi kemampuan Hatta meyakinkan Amien Rais, yang dalam Munas PAN dulu mendukung Soetrisno Bachir (SB) tidak Hatta, dalam barisan pendukung SBY.

Dukungan Amien ini diyakini semakin membuat SBY mantap memilih Hatta sebagai calon pendampingnya.Selain faktor loyalitas dan dukungan Amien Rais. Hatta yang umurnya lebih muda dari SBY juga diyakini menjadi kekuatan tersendiri. Hatta diyakini akan mempu menopang kerja-kerja SBY yang semakin berat kerena harus memenuhi harapan masyarakat bahwa SBY adalah presiden pilihan yang tepat.

Dengan tenaga muda dan loyalitas Hatta, SBY akan sangat terbantu dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini. SBY akan lebih santai karena bisa dengan leluasa meminta wapresnya menghandle hal-hal teknis. Sementara, SBY hanya memikirkan hal-hal strategis mengenai masalah bangsa baik dalam konteks nasional maupun internasional.

Posisi Hatta yang berasal dari PAN (partai menengah) juga akan sangat mengamankan SBY dan PD dalam Pemilu 2014. Ini berbeda dengan jika SBY mengajak Akbar Tandjung. Pasangan SBY-Hatta dengan modal di atas diyakini akan meminimalisir konflik dibanding dengan Akbar. Karena risiko menggandeng cawapres dari unsur parpol besar tetap saja akan menakutkan SBY karena kasus pasang surut hubungan SBY-JK dalam pemerintahan saat ini bisa jadi akan terulang lagi.

Selain faktor di atas, Kabarnya Istri Hatta Rajasa sangat dekat dengan Istri SBY Ani Yudhoyono. Sudah tidak menjadi rahasia umum jika perpolitikan di Indonesia juga ditentukan oleh hubungan para istri-istri selain faktor rasional lainnya. Jika kabar ini benar, tentu saja kans Hatta akan lebih besar di mata SBY.Namun, SBY bukan sosok yang seperti diduga banyak orang.

SBY bagaikan air yang selalu indah dipandang, tenang, tetapi menghanyutkan. Benarkah di kantong SBY ada 2 orang ini atau nama lain? Atau memang SBY sedang ingin membuat permainan menjadi semakin menarik?(Sumber Detik. yid / asy )

No comments: