Sumenep, Madura (ANTARA News) - Pendidikan rendah dari tenaga kerja Indonesia diperkirakan menjadi salah satu penyebab utama rendahnya daya saing ditingkat internasional.
"Akibat dari kurang serasinya pendidikan dan pelatihan dengan dunia kerja terlihat dari daya saing bangsa Indonesia yang berada pada ranking 54 dari 133 negara yang disurvei oleh Lembaga World Economic Forum tahun 2010," kata Menakertrans Muhaimin Iskandar ketika memberikan ceramah umum di depan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (STIKA) di Sumenep, Madura, Sabtu.
Posisi daya saing Indonesia di laporan itu kalah jauh dari negara tetangga seperti Singapura (peringkat tiga), Malaysia (24), Brunei Darussalam (32) dan Thailand (36).
Menakertrans menyebut tingkat daya saing itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan individu pekerja baik ditingkat pemerintahan maupun swasta, khususnya berkaitan tingkat pendidikan tinggi dan keterampilan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Mei 2010 mengeluarkan angka pengangguran terbuka diseluruh Indonesia yang jumlahnya masih cukup tinggi yakni 8,59 juta orang atau 7,41 persen dari 116 juta tenaga kerja produktif.
BPS juga mendapati bahwa angkatan kerja itu didominasi lulusan SD kebawah sebanyak 57,44 juta orang atau 49,52 persen.
Kondisi itu disebut Menakertrans dipicu oleh jumlah penduduk yang cukup besar dengan tingkat pendidikan dan produktivitas relatif rendah.
Kondisi itu dipengaruhi terbatasnya peluang kesempatan kerja disektor formal dan tidak sesuainya kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dengan pasar kerja.
"Selain itu, dipengaruhi sikap psikologis dan kultur berwirausaha yang belum terbentuk," ujar Menakertrans.
Pemerintah telah menargetkan untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka hingga 5-6 persen.(*)
(A043/R009)
No comments:
Post a Comment