Saturday, October 9, 2010

angin puting beliung disertai hujan deras memorak-porandakan 562 rumah dan bangunan di Kabupaten Tuban dan Lamongan.


10 Bangunan Rata dengan Tanah
Tuban - Surya- Setelah menerjang wilayah Pamekasan hingga menerbangkan seorang nenek setinggi 3 meter, angin puting beliung disertai hujan deras memorak-porandakan 562 rumah dan bangunan di Kabupaten Tuban dan Lamongan. Dua orang terluka, 10 rumah ambruk, dan 17 hektare padi siap panen juga rusak akibat cuaca ekstrem yang melanda dua kabupaten tersebut, Kamis (7/10) malam.

Di Kabupaten Tuban, sedikitnya 302 rumah dan bangunan warga di Desa Compreng, Kecamatan Widang, diobrak-abrik angin puting beliung alias lesus. Dari jumlah tersebut, terhitung empat rumah dan satu warung ambruk rata dengan tanah dan empat lainnya rusak parah.

Empat unit rumah warga yang rata dengan tanah adalah milik Agus Widodo, 40, Khozin, 45, Heri, 37, dan Budi, 32. Sedangkan sejumlah rumah lainnya yang juga mengalami kerusakan parah di antaranya milik Kardji, Wage, Agus, dan Kartun. “Ada 301 rumah rusak dan sebuah warung ikut ambruk akibat diterjang angin. Semuanya berada di Desa Compreng,” tegas Joko Ludiono, Camat Widang, Jumat (8/10).

Informasi yang dihimpun, sejak Kamis sore hujan deras melanda berbagai daerah di Kabupaten Tuban. Mulai Kecamatan Widang, Kecamatan Jenu, Kota, Meraurak, Semanding, hingga Kecamatan Palang. Semakin malam, hujan tak kunjung berhenti. Bahkan, semakin deras dan bercampur angin kencang.

Beberapa daerah sempat dikepung air sampai beberapa jam. Seperti sejumlah ruas jalan di pusat Kota Tuban, serta perkampungan penduduk di Desa Kapu dan Desa Mandirejo, Kecamatan Meraurak juga tergenang air dengan ketinggian rata-rata 15 sentimeter. Namun, yang paling parah adalah kondisi di Desa Compreng, Kecamatan Widang.

Daerah di pinggiran selatan Kabupaten Tuban tersebut menjadi korban amukan angin lesus yang datang bersama hujan deras. Ratusan rumah atapnya beterbangan dibawa angin. Bahkan, ada empat yang sampai ambruk. Selain rumah-rumah penduduk yang roboh dan porak-poranda di bagian atapnya, angin kencang yang berputar-putar di Compreng juga menumbangkan beberapa pohon besar, baliho-baliho di pinggir jalan serta warung-warung yang sedang tidak ada penghuninya. “Kondisinya menakutkan sekali. Hujan deras bercampur angin, listrik padam dan rumah-rumah pada rusak semua,” kata Gopar, seorang warga.

Setelah angin berlalu dan hujan reda, warga yang rumahnya telah ambruk terlihat sibuk mengais barang berharga dari sisa-sisa reruntuhan rumahnya. Sementara bagi ratusan warga yang rumahnya mengalami kerusakan di bagian atap, juga sibuk melakukan pembenahan sampai larut malam. Ditaksir, kerugian materi akibat peristiwa ini mencapai lebih dari Rp 500 juta. Tak hanya itu, 17 hektare padi milik petani Desa Penidon, Kecamatan Palang rusak parah akibat luapan air Sungai Kuwu yang tak mampu menampung air.

2 Korban Luka

Sementara di Kabupaten Lamongan, lesus juga mengamuk pada waktu hampir bersamaan. Sedikitnya lima rumah warga roboh, dan sekitar 255 rumah rusak setelah angin menerjang delapan Kecamatan. Bahkan, dua orang warga mengalami luka berat karena tertimpa reruntuhan bangunan.

Delapan wilayah kecamatan yang telah menjadi korban itu, antara lain, Kecamatan Karangbinangun, Turi, Sukodadi, Karanggeneng, Kalitengah, Glagah, Sekaran, dan Laren. Korban yang mengalami luka berat atas nama Sumijan, warga Dusun Mlawi, Desa Keputihbener, Kecamatan Turi. Sedangkan korban luka ringan atas nama Ulfiyatin, warga Dusun Kenoman Wetan, Desa Karanganom, Kecamatan Karangbinangun.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Kantor Bakesbang Linmas Pemkab Lamongan, Sutrisno, mengatakan hingga sore kemarin, pendataan masih terus dilakukan. “Beberapa daerah yang menjadi korban di antaranya adalah Kecamatan Turi, Kalitengah, Sukodadi, dan Karanggeneng,” jawabnya.

Dikatakannya, di Desa/Kecamatan Turi, ada tiga rumah yang mengalami rusak berat, di antaranya, rumah milik Soleh dan Suratman. Sedangkan rumah rusak ringan terdata ada 60 rumah. Selain itu, lanjutnya, di Kecamatan Kalitengah ada satu rumah dan satu musala yang rusak berat. Sedangkan, untuk rumah yang mengalami rusak ringan tercatat sebanyak 195 unit. Jumlah itu, tersebar di empat desa di antaranya Bojoasri, Gambuan, Glaju, dan Jelak Catur.

Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Sumenep sejak dua hari lalu juga mengakibatkan sebuah tebing setinggi 4 meter di Dusun Gunung Bunter, Desa Sentol Daya, Kecamatan Pragaan, Sumenep, longsor dan mengenai sedikitnya tiga rumah milik warga, Jumat (8/10). Tidak ada korban jiwa, namun warga menderita kerugian puluhan juta rupiah. Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang melanda Pamekasan selama 2,5 jam, menyebabkan seorang nenek di Kampung Pemalang, Desa Pademawu Timur, Kecamatan Pademawu patah tulang setelah diterbangkan angin setinggi 3 meter kemudian terlempar beberapa meter dari lokasi kejadian, Kamis (7/10). nst31/riv

No comments: