Kondisi seperti itu menyulitkan petugas pengawasn untuk memantau perkembangan di Merapi. Pengamatan mata nyaris tidak bisa dilakukan, padahal dalam kondisi aktif seperti ini pengamatan praktis diperlukan.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah, Boyolali, Purwono mengatakan, kabut tebal menyulitkan pengamatan puncak gunung berapi tersebut dari wilayah Boyolali. "Pengamatan mata secara langsung sulit dilakukan karena puncak tertutup kabut," katanya di Jrakah, Minggu (31/20/2010).
Pengamatan melalui pos ini, lanjut dia, hanya mengandalkan seismograf yang berfungsi menghitung terjadinya gempa vulkanik di puncak Merapi. Ia menuturkan, kondisi Merapi sepanjang Sabtu (30/10) malam hingga Minggu dini hari cukup stabil.
Aktivitas gunung yang berada di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta ini, lanjut dia, mengalami penurunan pascaletusan yang terjadi pada Sabtu (30/10/2010) dini hari. "Sepanjang Sabtu malam, kondisi Merapi relatif stabil, dibanding letusan yang terjadi pada dini hari." [Ant/TJ]
No comments:
Post a Comment