Surabaya, NU Online
Karim Raslan (47), pria asal Malaysia meluncurkan bukunya bertajuk “Ceritalah Indonesia” di Aula rektorat IAIN Sunan Ampel Surabaya, Jum’at (8/10) lalu.
Pria kelahiran Petaling Jaya, Selangor Malaysia ini mengakui, selama perjalanannya mengunjungi beberapa daerah di Indonesia dirinya menemukan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya sangat toleran terhadap perbedaan pandangan, agama, bahasa, budaya, dan lain-lain.
Menuru pengamatan Karim, masyarakat Indonesia lebih mengutamakan ke-bangsa-an daripada asal-usul etnis. Baginya, tiada yang lebih kuat di Indonesia, kecuali keberagamaannya. Kemakmurannya yang sekarang tumbuh dari tradisi untuk menoleransi serta merayakan perbedaan dan pluralisme. Ini juga yang menjadi kunci dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam hambatan.
Semantara itu, menyikapi ketegangan antara Malaysia dan Indonesia yang sering terjadi belakangan ini, Alumnus University of Cambridge ini mengaku merasa malu. “Sebagai negara serumpun dengan banyak persamaan, seharusnya tidak terjadi (ketegangan, red),” tegasnya.
Menurutnya, kedua negara ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing yang tidak perlu dibenturkan, justru itu harus saling melengkapi. Kedua negara ini begitu terkait dalam banyak hal, bahasa, agama, budaya, makanan, bahkan hingga selera humor sekalipun. Hubungan Indonesia-Malaysia yang kerap mengalami pasang surut, sering konflik, sebagian besar berakar dari adanya ketidakmengertian dan kesalahpahaman.
Dengan demikian, pria yang tertarik dan sering melakukan penelitian tentang praktik Islam di Asia Tenggara ini mengharapkan agar kedua negara ini perlu mengenal lebih dekat satu sama yang lain.
Pak Karim menambahkan, ketegangan kedua negara ini sebenarnya hanya terjadi antar para elit kedua negara. Bahkan Ia mengakui bahwa pandangan anak muda Malaysia terhadap Indonesia sangat positif.
Kegiatan yang dimoderatori Rijal Mumazziq Zionis ini dihadiri oleh sekitar seratus lebih peserta dari para dosen dan mahasiswa. Pada kesempatan itu hadir juga Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si Rektor IAIN Sunan Ampel, A. Makruf Asrori, pengurus LTN PBNU, para dosen, dan mahasiswa IAIN Sunan Ampel.
Dalam sambutannya, Nur Syam mengharapkan agar Karim Raslan sering mengunjungi kampus IAIN Sunan Ampel, dengan tujuan agar terjadi transformasi keilmuan dan saling belajar antara Indonesia dan Malaysia. (jal)
No comments:
Post a Comment