Beirut, Nahdlatul Ulama (NU) telah dikenal cukup luas di kalangan ulama Timur Tengah Khususnya Lebanon. Karena itu para ulama setempat berencana hadir dalam forum Muktamar ke-32 NU di Makassar.
Mereka ingin mengenal Islam Indonesia secara lebih dekat, khususnya terhadap ormas Islam Ahlussunnah terbesar di dunia ini. Salah seorang tokoh sunni terkemuka Lebanon mengatakan, dirinya dan beberapa ulama lainnya tertarik untuk datang.
Selama ini kebesaran NU hanya diketahui lewat bacaan dan cerita orang lain, maka mereka ingin melihat dengan mata kepala sendiri. Lebih-lebih mereka tertarik ketika mendapat informasi bahwa dalam Muktamar juga berlangsung kegiatan ilmiah yaitu pembahasan materi keagamaan dalam komisi bahtsul masail atau pembahasan masalah keagamaan. Mereka ingin melihat langsung bagaimana ulama non Arab membahas masalah agama denganreferensi madzhab sunni yang bersumber pada kitab kitab klasik.
“Pengetahuan terhadap cara penetapan hukum yang tidak hanya merujuk pada kitab tetapi juga mempertimbangan adat dan uruf yang berkembang di Indonesia akan merupakan pengalaman penting bagi kami. Kami ingin belajar banyak pada ulama Indonesia yang mampu menjalin kehidupan pemikiran dalam keragaman , tetapi tetap mampu menjaga kerukunan dan persatuan, tidak terfirqah-firqah seperti di Timur Tengah,” demikian Ahmad Zein.
Dengan persaudaraan yang kuat dan pandangan keagamaannya yang lengkap dan mendalam, para ulama Indoneisia, khusuusnya para ulama NU sangat dihormati oleh Lebanon, setidakya suara mereka didengar dan dijadikan rujukan dalam menentukan kebijakan pemerintah. Demikian penuturan Syeh Ahmad Zein.
Kehadiran rombongan PBNU ini ke Lebanon pekan lalu adalah atas undangan Tajammu Ulama Lebanon, sebagai upaya untuk pertiukar pikiran sengan sejumlah ulama yang tergabung dalam organisasi yang terdiri dari berbagai aliran dan madhab tersebut. Dengan cara mengundang itu mereka ingin mendapatkan pelajaran dari pengalaman Indonesia yang berhasil mengatasi perbedaan dengan aman. (mdz)
No comments:
Post a Comment