Ponorogo, NU Online
Memasuki H + 3 para penjual ketupat dadakan mulai mewarnai seputaran pasar Legi Songgolangit yang berada di jalan Sukarno-Hatta Ponorogo.
Sesuai tradisi, tiga hingga empat hari usai lebaran, masyarakat Ponorogo selalu memasak sayur lodho maupun opor ayam dan memakai ketupat sebagai simbol merayakan lebaran.
Dimana mulai Senin (13/09/2010), para penjual ketupat yang terbuat dari janur pohon kelapa ini mulai membanjiri seputaran pasar yang berada ditengah kota ini. sedangkan untuk harga jual ketupat sendiri relatif terjangkau, yakni antara Rp 4.000 hingga 5.000 rupiah.
Seperti yang diutarakan Sri Harini, salah satu penjual ketupat janur dadakan di pasar Legi Songgolangit ini. Mulai pagi tadi dia sudah berjualan beraneka ketupat dengan berbagai ukuran.
‘’Harga jual untuk satu ikat ketupat, ya antara empat ribu hingga lima ribu rupiah, tergantung ukuran ketupat yang dipilih. Kalau satu ikat berisikan sepuluh ketupat,’’ katanya seperti dilansir beritajatim.com.
Menurut penjual yang biasanya berjualan sayur mayur ini, dia sudah kali keempat berjualan ketupat ketika usai lebaran. Pasalnya ketika usai lebaran, banyak orang yang membutuhkan ketupat sebagai pelengkap makan bersama keluarga ini.
‘’Sudah empat kali ini saya jualan ketupat, kalau sehari ketupat saya bisa laku hingga tiga ratus biji. Jualan ketupat ini hanya sampai besuk, selanjutnya saya kembali berjualan sayur lagi,’’ pungkasnya.
Sayangnya stok janur sendiri di Ponorogo sudah sulit didapatkannya. Bahkan, dia harus membeli ke Wonogiri hanya untuk mendapatkan janur kelapa sebagai bahan pembuat ketupat ini.
‘’Saya memesan ke Wonogiri. Kalau harga belinya satu tundun janur harganya lima belas ribu. Itu pun harus memesan beberapa minggu sebelumnya. Soalnya di Ponorogo sudah sulit mencari janur,’’ keluhnya.
Sementara itu penjual janur mulai membludak di kawasan Jalan Residen Pamuji, Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto, Senin (13/09/2010). Banyaknya penjual janur tersebut mengakibatkan pemasukan para penjual janur menurun dibanding tahun sebelumnya.
Salah satu penjual janur, Ningsih (29) warga Jagalan, Kota Mojokerto menuturkan, dibanding tahun sebelum tahun ini sedikit pemasukan karena banyaknya penjual janur. ''Dengan tahun sebelumnya sama, satu harinya satu mobil isi 100 ikat besar janur namun harganya yang lebih murah karena banyaknya penjual janur,'' ungkapnya.
Jika tahun sebelumnya, satu ikat isi 500 lembar janur seharga Rp70 ribu kini ia hanya dijual seharga Rp50 ribu. ''Kita dapat janur dari Lumajang, untuk satu ikat janur yang baru datang tahun ini seharga Rp 50 ribu namun jika sudah bertahan berhari-hari ini disini turun mencapai Rp35 ribu,'' katanya.
Sementara untuk ketupat setiap 10 buah dijual seharga Rp4 ribu. ''Jika sampai berhari-hari bisa turun menjadi Rp2 ribu sementara untuk lembaran janur 10 Lembar dijual seharga Rp2 ribu. Diperkirakan, penjualan janur sampai rabu besok,'' lanjutnya.
Sementara itu, salah satu penjual janur eceran Ita (25) mengatakan, ia mulai menjual janur di Jalan Residen Pamuji sejak H + 1 lebaran. ''Sejak Sabtu kemarin, kemungkinan sampai hari Kamis. Saya menyediakan lembaran janur dan ketupat isi 10 buah,'' ujarnya. (mad)
No comments:
Post a Comment