Ngawi - Puluhan hektare persawahan di Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terendam banjir setinggi 50-60 sentimeter, Jumat.
"Banjir itu berasal dari luapan Sungai Madiun yang mengalir di wilayah Kecamatan Kwadungan hingga Kota Ngawi setelah hujan deras mengguyur Ngawi dan sekitarnya pada Kamis (23/9). Bahkan hingga Jumat sore, hujan masih berlangsung," ujar salah satu petani di Desa Purwosari, Kawadungan, Suyono (49).
Menurut dia, air yang berasal dari wilayah Madiun dan Magetan mengalir deras melalui Sungai Madiun dan menggenang di wilayah Kecamatan Kwadungan, Ngawi. Wilayah Kwadungan memang merupakan salah satu titik rawan banjir di Kabupaten Ngawi.
Banjir tersebut, menggenangi tanaman padi yang baru berumur 2-3 bulan di sepanjang daerah aliran Sungai Madiun. Namun, luapan banjir tidak sampai menggenangi jalan raya atau pemukiman warga.
Akibatnya, tanaman padi menjadi rusak, hingga hasil panen dipastikan akan turun. Luapan air Sungai Madiun, di antaranya terlihat menggenangi areal persawahan di Desa Purwosari, Dinden, dan Tirak, Kecamatan Kwadungan, Ngawi.
"Kalau sudah terendam banjir seperti ini maka hasil panen padi dipastikan akan turun. Jika biasanya satu hektare bisa menghasilkan 10 ton, maka kemungkinan akan turun hingga 6 ton," kata Suyono.
Meski terendam dan mengakibatkan tanaman padi rusak, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak menghadapi luapan banjir yang menggenangi areal persawahan itu. Dia hanya bisa pasrah dan berharap banjir segera surut.
No comments:
Post a Comment