Tuesday, May 25, 2010
Air Mata Berlinang di Pemakaman Istri
Mantan Presiden RI, BJ Habibie (kedua dari kiri) mengikuti pemakaman istrinya Hasri Ainun Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Selasa (25/5/2010). Almarhum meninggal pada usia 73 tahun setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Ludwig Maximilians-Universitat, Klinikum Grohadem, Muenchen, Jerman, akibat penyakit yang dideritanya
JAKARTA, KOMPAS.com - Kesedihan yang begitu mendalam tampaknya dirasakan oleh Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie. Saat prosesi pemakaman istrinya, Hasri Ainun Besari Habibie, beberapa kali air mata mantan orang nomor satu di Indonesia itu jatuh mengalir karena tak kuasa menahan haru.
Habibie tampak setia mengikuti seluruh prosesi pemakaman istri yang dinikahinya pada 12 Mei 1962 itu. Saat tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Habibie tak pernah terlihat jauh dari peti yang berbalut Bendera Merah Putih itu. Dia terlihat tegar mendampingi jenazah istrinya dengan ditemani kedua putranya, Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Perlahan, ketegaran Habibie mulai memudar tatkala jenazah Ainun mulai diturunkan ke liang lahat. Tembakan salvo turut mengiringi penurunan jenazah ke liang lahat. Dengan mata berlinang, Habibie terlihat memberi hormat dengan mata yang tak pernah lepas menatap jenazah Ainun.
Dengan dipapah kedua putranya, Habibie kemudian menaburkan bunga di atas liang lahat sang istri. Tak lama acara tabur bunga ini dilanjutkan oleh kerabat keluarga dekat lainnya. Mantan Menteri Riset dan Teknologi ini hanya terduduk memandangi prosesi penguburan jenazah.
Usai jenazah dimakamkan, Habibie pun segera meletakkan karangan bunga di atas pusara makam. Seusai meletakkan karangan bunga, diusapnya nisan makam yang masih sangat baru bertuliskan Hasri Ainun Habibie binti Mohammad Besari. Tak lama, prosesi pemakaman pun usai, Habibie tampak kembali berusaha tegar. Dengan ramah dia menerima ucapan belasungkawa dari berbagai tokoh nasional.
Sosok Habibie memang tidak pernah terlepas dari peran Ainun Habibie di belakangnya. Pada saat sakitnya sejak Maret lalu di Munich, Jerman, Habibie tak pernah berhenti dan terus menunggui istrinya di rumah sakit. Hingga wafatnya, Habibie pun tetap setia mendampingi jenazah sang istri.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memuji kedahsyatan cinta antara Habibie dan Ainun. Dia menyebut, kasih sayang dan dukungan Ainun telah berperan besar dalam tugas kenegaraan Habibie sebagai Presiden RI dikala terjadi gelombang krisis dan reformasi pada 1998 .
Hasri Ainun Habibie dilahirkan di Semarang 11 Agustus 1937. Dia merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan sempat bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebelum akhirnya menikah dengan BJ Habibie. Keduanya kemudian dikaruniai dua orang anak, Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Ainun wafat di Munich, Jerman pada Sabtu (22/5/2010), setelah menderita sakit jantung dan kanker. Jenazah Ainun kemudian dipulangkan ke Tanah Air dan langsung dimakamkan di TMP Kalibata dengan upacara pemakaman militer.
No comments:
Post a Comment