Sumber :TEMPO Interaktif
KEDIRI - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Agil Siradj meminta para kiai dan ulama menerima revisi kepengurusan pengurus 2010 – 2015. Dia menegaskan tidak ada motif apapun dibalik pergeseran Hasyim Muzadi dan Slamet Efendi Yusuf dalam kepengurusan tersebut.
Di depan sejumlah kiai yang mendatangi kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki, Rabu (19/5) malam, Said Agil berharap revisi pengurus NU yang dia lakukan tidak diartikan macam-macam. “Ini murni karena AD/ART,” kata Said.
Said mengaku terpaksa mencoret nama Hasyim Muzadi dan Slamet Efendi Yusuf dari posisi wakil ketua Syuriah dan Tanfidiyah karena memang AD/ART NU tidak memperbolehkan jabatan tersebut diisi dua orang. Dalam struktur sebelumnya posisi wakil ketua Syuriah diisi oleh KH Musthofa Bisri dan Hasyim Muzadi, sedangkan wakil Tanfidiyah diisi oleh As'ad Said Ali dan Slamet Efendi Yusuf.
Namun setelah mendengar berbagai masukan dan mengacu pada pasal 41 AD/ART tentang Pemilihan dan Penetapan Pengurus, maka Hasyim Muzadi digeser menjadi Rais dalam jajaran Syuriah dan Slamet Efendi Yusuf berpindah tempat ke jajaran ketua Tanfidiyah. “Saya tidak pernah menyimpan dendam kepada mereka,” ujar Said menanggapi alasan perpindahan mereka.
Sementara itu, Syaifullah Yusuf yang juga termasuk dalam jajaran ketua pengurus tanfidiyah berharap kepada semua pihak bisa menerima keputusan ini. Gus Ipul –sapaan akrab Syaifullah Yusuf-- juga meminta kepada seluruh kiai yang hadir untuk tidak mencurigai revisi pengurus tersebut dan mengkaitkan dengan pelaksanaan muktamar beberapa waktu lalu. “Saya hanya menemani Pak Said menjelaskan hal ini kepada kiai,” tuturnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut beberapa kiai sepuh di Jawa Timur. Di antaranya KH Mas Subadar dari Pasuruan, KH Zainudin Dzazuli dan KH Nurul Huda Dzazuli dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri, serta sejumlah kii dari Lirboyo selaku tuan rumah. HARI TRI WASONO.
No comments:
Post a Comment