Saturday, May 22, 2010

Garda Bangsa Dukung Islah Kekuatan Politik NU

Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (Garda Bangsa) mendukung upaya penyatuan kembali kekuatan politik Nahdlatul Ulama yang pernah tergabung di dalam Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Islah merupakan sebuah keniscayaan bagi masa depan politik nahdliyin jika ingin eksistensi dan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diperhitungkan kembali oleh kekuatan politik lain, termasuk dunia internasional," kata Ketua Umum Garda Bangsa Eman Hermawan di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, Ahad (16/5), sejumlah fungsionaris PKB, baik dari kubu Ancol maupun Parung, dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), partai yang didirikan kiai dan politisi eks PKB, mendeklarasikan Komite Islah yang akan mengupayakan secara serius rekonsiliasi PKB.

Tokoh Komite Islah yang juga Sekjen PKB "Ancol" Lukman Edy menyatakan pihaknya telah menyusun sejumlah opsi yang bisa ditempuh untuk islah yang akan ditawarkan kepada pimpinan PKB "Ancol", PKB "Parung", dan PKNU.

Garda Bangsa menilai pembentukan Komite Islah merupakan langkah maju dan paling konkret yang diupayakan oleh politisi PKB-PKNU untuk segera merealisasikan penyatuan kembali kekuatan politik NU.

"Ini langkah maju dibandingkan yang selama ini gembar-gembor islah tapi hanya wacana-wacini belaka. Jadi, kalo ada yang bilang ini tidak serius, justru orang-orang yang meragukan itulah yang tidak serius, karena sesungguhnya mereka tidak melakukan apa-apa selama ini," kata Eman.

Gerakan islah antara kekuatan politik NU yang ada di PKB dan PKNU, lanjutnya, merupakan terobosan politik luar biasa yang patut mendapat apresiasi dari banyak pihak, khususnya kalangan politisi NU.

Menurut Eman, hanya dengan islah PKB dapat mengantisipasi sistem Pemilu 2014 yang kecenderungan kuatnya terus mengarah pada pola penyederhanaan partai, baik melalui kenaikan parliamentary threshold dari dua persen menjadi lima persen serta dorongan ke sistem distrik murni, di mana pemenang pemilu di satu daerah akan menyabet seluruh kursi yang ada di daerah tersebut tanpa memedulikan perolehan suara partai lain.

Jika sistem itu yang diberlakukan, lanjut Eman, apa yang bisa diperbuat oleh PKB yang suaranya sekarang tinggal 4,9 persen, bahkan survei LSI Mei 2010 menyebutkan suara PKB turun tinggal 4 persen.

"Siapa yang berani menjamin suara PKB akan bertambah di Pemilu 2014 dengan kondisi struktur partai yang compang-camping seperti ini? Adakah cara lain untuk membesarkan PKB selain islah?" katanya. (ant/sam)

No comments: