Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyatakan siap menjembatani proses Islam dan penyatuan kembali PKB dan PKNU yang belakangan ini digagas dalam sebuah pertemuan di Ancol.
“Kalau diminta menjembatani sebagai penengah, kita siap, kalau tidak, saya tidak akan menawarkan diri, biarkan dulu masing-masing sadar, islah sudah dhoriru (darurat) kalau ingin menang pemilu 2014, kalau ingin hancur-hancuran, ya ngak tahu,” katanya dalam pertemuan dengan para wartawan di Jakarta, Rabu (26/5).
Ia menegaskan, hubungan antara PBNU dengan PKB sebatas hubungan kultural dan emosional, tak ada hubungan struktural yang sifatnya koordinatif.
Dijelaskannya, pada masa reformasi ada tiga usulan terkait dengan hubungan NU dengan partai politik, pertama ada yang menyuarakan NU kembali partai politik, kedua, ada yang minta NU bikin partai politik, ketiga, NU membikin tim yang membikin partai politik, akhirnya disepakati dibentuk tim lima.
Tim ini terdiri dari KH Makruf Amin, KH Said Aqil Siradj, HM Rozy Munir, H Mustofa Zuhad Mughni dan H Ahmad Bagdja. Tim ini dibantu tim sembilan yang jadi asisten, yang diantaranya terdiri dari Muhaminin Iskandar.
“Hubungan kami hubungan emosional, historis, bukan hubungan stuktural. PKB jadi partai terbuka, di NTT banyak orang Kristen yang jadi anggota DPR dari PKB,” tandasnya.
Ia berjanji jika memang diminta menjadi mediator, tak akan berfihak pada siapapun, semuanya akan diselesaikan dengan cara terbaik yang menguntungkan semua fihak. (mkf
No comments:
Post a Comment