Kuala Lumpur - Menakertrans Muhaimin Iskandar meresmikan "Rumah Kita", wisma penampungan sementara TKW bermasalah yang berlokasi di belakang KBRI dan merupakan sumbangan CIMB Group dan CIMB Niaga.
"Rumah besar ini memiliki delapan kamar dan dapat menampung 50 TKW dilengkapi ruang baca, peralatan komputer, ruang hiburan dan tanah untuk bercocok tanam," kata Menakertrans didampingi Wakil Dubes Tatang B Razak dan Dirut CIMB Niaga Arwin Rasyid di Kuala Lumpur, Rabu.
"Rumah Kita" ini merupakan rumah milik CIMB Group yang kemudian direnovasi dan dilengkapi berbagai kelengkapan oleh CIMB Group. Biaya pemeliharaannya seperti biaya listrik, air dan pemeliharaan bangunan akan ditanggung oleh CIMB Niaga, tapi pengelolaan sehari-hari akan ditangani KBRI Kuala Lumpur.
"KBRI akan menyediakan dokter untuk periksa kesehatan TKW, menyediakan psikolog, berbagai pelatihan, misalkan pelatihan komputer dan ketrampilan lainnya serta pengajian," kata Wakil Dubes Tatang B Razak.
"Rumah Kita" yang akan menjadi wisma bagi PRT yang bermasalah ini merupakan bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial sebuah perusahaan, kata Arwin Rasyid.
Ibu negara Ani Yudhoyono, Selasa, sempat meninjau Rumah Kita dan berdialog dengan para TKW bermasalah. Hadir pula CEO CIMB Group Nazir Razak dan Dirut CIMB Niaga Arwin Rasyid.
Menlu RI Marty Natagalewa didampingi Dubes Da`i Bachtiar juga meninjau "Rumah Kita" setelah Ibu Negara Ani Yudhoyono meninggalkan wisma TKW itu.
Setiap tahun, KBRI menerima sekitar 1.000 TKW bermasalah yang minta perlindungan dari KBRI. Umumnya mereka menghadapi masalah tidak dibayar gaji, penyiksaan atau pelecehan oleh majikan, tidak cocok dengan majikan atau ditipu agensi.
Sambil menunggu penyelesaian kasusnya yang ditangani KBRI, para TKW itu harus tinggal di shelter atau penampungan.
No comments:
Post a Comment