Surabaya - Pengiriman uang dari tenaga kerja Indonesia (TKI) kepada keluarganya di eks-Keresidenan Kediri dan Madiun, Jawa Timur, pada triwulan I/2010 mencapai Rp445,96 miliar.
"Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, maka remitansi (pengiriman uang dari TKI) pada triwulan I/2010 ini meningkat sekitar 4,51 persen," kata Pemimpin Kantor Bank Indonesia (BI) Kediri, Mat Sisno, di Surabaya, Sabtu.
Berdasarkan data yang dihimpun BI Kediri dari perbankan, PT Pos Indonesia, Perum Pegadaian, dan perusahaan penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang, selama triwulan IV/2009, transaksi remitansi TKI di kedua wilayah eks-keresidenan tersebut hanya Rp426,70 miliar.
Peningkatan nominal transaksi pada triwulan I/2010 juga diikuti dengan kenaikan volume transaksinya yang tumbuh 9,82 persen, dari 120.148 lembar menjadi 131.944 lembar.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (triwulan I/2009), nominal remitansi pada triwulan I/2010 mengalami peningkatan sebesar 57,32 persen. Demikian halnya dengan volume transaksi, juga melonjak hingga 121,25 persen.
Dari sepuluh kota/kabupaten di dua wilayah eks-keresidenan itu, sebagian besar mengalami peningkatan remitansi dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kabupaten Magetan meningkat sebesar 33,12 persen, Kabupaten Nganjuk (31,13%), Kabupaten Tulungagung (18,73%), Kabupaten Ngawi (12,56%), Kabupaten Ponorogo (6,50%), Kota/Kabupaten Blitar (4,62%), Kabupaten Pacitan (1,39%), dan Kota/Kabupaten Kediri (0,03%).
Hanya dua daerah yang mengalami penurunan remitansi, yakni Kota/Kabupaten Madiun (-5,59%) dan Kabupaten Trenggalek (-12,47%).
Meskipun nominal dan volume transaksi remitansi TKI pada triwulan I/2010 mengalami peningkatan, rata-rata nominal per lembar transaksi justru menurun hingga mencapai lima persen, yakni dari sebesar Rp3,551 juta per transaksi pada triwulan IV/2009 menjadi sebesar Rp3,380 juta per transaksi pada triwulan I/2010.
Sumbangan tertinggi terhadap total remitansi TKI di wilayah eks-Keresidenan Kediri dan Madiun pada triwulan I/2010 berasal dari Kabupaten/Kota Madiun sebesar Rp123,45 miliar atau sekitar 28 persen, Kabupaten Tulungagung sebesar Rp101,26 miliar (23%), Kabupaten/Kota Blitar sebesar Rp72,45 miliar (16%), Kabupaten Ponorogo sebesar Rp63,50 miliar (14%), dan Kabupaten/Kota Kediri sebesar Rp61,94 miliar (14%).
Sementara itu, jika dilihat dari negara asal, Arab Saudi, Malaysia, dan Hongkong tetap menempati posisi sebagai negara yang memberikan sumbangan tertinggi terhadap total nilai remitansi TKI pada triwulan I/2010, masing-masing sebesar 24,59 persen, 15,49 persen, dan 14,59 persen.
Berdasarkan sarana pengiriman yang digunakan, nilai nominal transaksi remitansi TKI di wilayah eks-Keresidenan Kediri dan Madiun pada triwulan I/2010 sebagian besar atau sekitar 52 persen menggunakan jasa perbankan.
Sementara itu, berdasarkan volume transaksinya, sebesar 78 persen dari total transaksi remitansi TKI menggunakan jasa nonperbankan (Western Union/Money Gram).
"Kecenderungan para TKI memilih jasa layanan perbankan dalam melakukan transaksi pengiriman uang, umumnya lebih didasarkan pada pertimbangan keamanan," kata Mat Sisno.
Untuk pemilihan pada jasa layanan nonperbankan, biasanya dilakukan untuk transfer dana dengan daerah tujuan yang selama ini belum terjangkau layanan perbankan.
"Seiring berjalannya proses pemulihan perekonomian dunia yang terus berlangsung serta memasuki tahun ajaran baru di Tanah Air, transaksi remitansi TKI di wilayah eks-Keresidenan Kediri dan Madiun pada triwulan II/2010 diperkirakan masih akan mencatat pertumbuhan positif," katanya.*
No comments:
Post a Comment