Kediri, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyatakan, konflik yang berkepanjangan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) akan berimbas pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang.
Dua partai politik yang didirikan oleh warga Nahdatul Ulama (NU) tersebut terancam gagal ikut pemilu karena sistem parlementary threshold yang mengharuskan parpol memperoleh lima persen kursi di DPR RI.
“Kita harapkan mereka dapat sadar. Kalau tidak segera menyatu, maka tidak dapat parlementry threshold yang katanya menjadi 5 persen, jadi sudah dipastrikan kalah,” kata Said Aqil Siradj Ketua umum PBNU periode 2010-2015, ketika ditemui di Pondok Pesantren (Ponpesl) Lirboyo Kediri
Kendati menginginkan kedua partai yang notabene berbadan NU itu segera islah, namun kang Said, sapaan akrab Said Aqil Siradj, mengaku bukan kepentingan NU untuk mendesaknya.
“Kalau namanya islah, ya harus kedua belah pihak. Tetapi bukan saya yang berkepentingan dengan hal itu,” ungkap Said seperti dilansir beritajatim.com.
Terpisah, KH Idris Marzuki, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri mengatakan, para kiai-kiai juga mewacakan agar kedua parpol PKB dan PKNU segera menyatu.
“Idealnya bisa menyatukan, kalau partai yang didirikan warga NU tidak bisa ikut pemilihan umu, maka yang rugi adalah NU. Kiai-kiai memang ada wacana untuk itu, namun tetap kembali pada kesadaran yang bersangkutan,” kata Idris Marzuki. (mad
No comments:
Post a Comment