Surabaya - Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), K.H. Agoes Ali Mashuri (Gus Ali), menyatakan bahwa pemimpin harus cerdas mengelola keberagaman politis dalam menghadapi setiap pemilihan kepala daerah (pilkada).
"Bukan di Surabaya saja yang saat ini menghadapi pilkada, tapi skala NU secara nasional," katanya saat memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) NU Surabaya di Asrama Haji Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, massa NU saat ini sudah cair atau terpolarisasi, sehingga tidak bisa diwadahi dalam satu partai politik (parpol). Tidak seperti dahulu, massa NU cenderung sikap politiknya ke partai tertentu saja, terutama saat NU menjadi parpol.
Namun, lanjut dia, seiring dengan bertambahnya tingkat pemahaman warga NU dan situasi perpolitikan yang multipartai di negeri ini mengakibatkan sikap politik warga menjadi beragam.
Seperti halnya yang terjadi di Kota Surabaya menjelang Pilkada Surabaya pada 2 Juni mendatang, sikap politik warga NU beragam dengan mendukung pasangan calon yang ada.
Untuk itu, lanjut dia, seorang pemimpin NU harus arif dalam menyikapi keberagaman sikap politik dari warga NU tersebut.
"Artinya pemimpin NU Harus punya prioritas, apalagi meletakkan kader-kadernya di semua parpol yang tentunya harus bisa memberikan kemaslahatan kepada masyarakat, khususnya warga NU," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga menangkap adanya realita bahwa pada saat tertentu atau menjelang pilkada banyak orang (calon kepala daerah) yang mengaku NU, padahal dalam setiap harinya tidak ada sumbangsihnya terhadap NU.
"Kita harus arif menyikapi hal itu. Jadi, pemimpin harus bisa mengelola semua itu tanpa harus menabrak norma yg ada. Ciptakan cinta damai di masyarakat," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono saat membuka Konfercab NU Surabaya mengatakan NU telah berhasil menjalankan roda organisasinya.
"Pemkot sudah sejalan dengan apa yang diperjuangkan NU, yakni dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial," ujarnya.
Sesuai dengan tema konfercab NU kali ini yakni "Optimaliasi dan Aktualisasi Peran Sosial NU Surabaya", ia berharap peran yang belum optimal bisa direalisasikan dalam kepengurusan mendatang.
"Mudah-mudahan konfercab kali ini bisa menyusun program kerja untuk mengoptimalkan peran NU," katanya.
Pembukaan Konfercab NU Surabaya kali ini dihadiri oleh tiga kandidat cawali dan cawawali Surabaya yakni Bambang Dwi Hartono (cawawali yang disusung PDIP), Fandi Utomo (cawali dari PKS, PDS, PPP dan PKNU), dan Mazlan Mansyur (cawawali dari PKB dan Gerindra).
Konfercab NU Surabaya berlangsung selama dua hari (24-25/4) untuk memilih ketua yang baru dan menyusun program serta membahasa sejumlah maslah agama, di antaranya APBD bukan untuk rakyat dalam kajian Islam, nikah siri, dan sebagainya.(A052/E011/P003)
No comments:
Post a Comment