Wednesday, April 21, 2010

PWNU Jawa Timur Resmi Menolak Susunan Pengurus Baru PBNU

TEMPO Interaktif, SURABAYA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur secara resmi menolak susunan kepengurusan PBNU yang baru. Penolakan tersebut dituangkan dalam surat bernomor 904/PW/A-I/L/IV/2010 yang dikirmkan ke PBNU melalui faximili Rabu sore (21/4), sekitar pukul 16.00 WIB.

Sekretaris PWNU Jawa Timur Masyhudi Muchtar, ketika ditemui dikantornya menjelaskan, penolakan tersebut merupakan hasil rapat gabungan pengurus Syuriah dan Tanfidziyah. ”Hasil keputusan rapat tersebut disepakati untuk dikirimkan ke PBNU sore ini juga,” katanya.

Beberapa point yang menjadi alasan penolakan dicantumkan dalam surat tersebut. Antara lain tentang nama-nama pengurus baru PBNU yang diumumkan pada 19 April 2010 di kantor PBNU. Nama-nama tersebut tidak sesuai dengan nama-nama yang telah disusun oleh Rois Aam, Ketua Umum dan dibantu tim formatur yang terdiri dari lima perwakilan PWNU).

Tim formatur bersama Rois Aam serta Ketua Umum terpilih telah menyusun nama-nama pengurus pada 12 April 2010 lalu di Kajen, Pati, Jawa Tengah. “Inikan aneh, amanat Muktamar mengatakan yang berhak menyusun pengurus adalah Rois Aam, Ketua Umum dan melibatkan tim formatur. Tapi yang diumumkan koq beda,” kata Masyudi.

Karenanya PWNU Jawa Timur mendesak PBNU mengembalikan nama-nama pengurus PBNU sesuai dengan hasil musyawarah yang telah dilakukan pada 12 April.

Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Timur Kiai Agoes Ali Masyuri menambahkan, susunan nama pengurus PBNU yang berbeda dengan yang telah disusun tim formatur, menandakan Rois Aam maupun Ketua Umum PBNU saat ini belum bisa dijadikan contoh yang baik. “Rois Aam maupun Ketua Umum harus jadi contoh yang baik dan benar,” kata Agoes Ali.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil musyawarah di Kajen, Pati, Wakil Ketua Umum dan Wakil Rois Aam terdiri dari masing-masing dua orang. Tapi setelah diumumkan ternyata Wakil Ketua Umum dan Wakil Rois Aam ternyata hanya satu orang.

Wakil Rois Aam misalnya, sesuai versi Kajen, Pati, terdapat nama Hasyim Muzadi dan Musthofa Bisri. Tapi setelah diumumkan hanya nama Musthofa Bisri yang disebut, sedangkan nama Hasyim Muzadi hilang.


Ditempat terpisah, Ketua GP Ansor yang juga menjabat sebagai salah satu unsur ketua PBNU Syaifullah Yusuf meminta perdebatan nama pengurus segera dihentikan. “Di NU itu tidak untuk cari jabatan, dimanapun posisinya mulia, tidak harus jadi wakil yang penting pengurus semuanya mulia,” kata Saifullah Yusuf.

Dia meminta siapapun untuk menahan diri dan menghormati kepengurusan PBNU yang telah terbentuk. “Siahkan saja protes, tapi biasanya di NU itu yang suka protes nanti akan hilang sendiri,” ujarnya. ROHMAN TAUFIQ.

No comments: