PADANG - Sejumlah sekolah di Kota Padang, Sumatera Barat, yang rusak akibat gempa 7,9 SR pada 30 September 2009 lalu, akhirnya tetap melaksanakan proses belajar-mengajar dengan memakai tenda.
Data Dinas Pendidikan Kota Padang mencatat, sedikitnya 1.056 ruangan kelas mulai dari SD hingga SMK rusak akibat gempa yang mengguncang Sumatra Barat itu. Kartin, guru SDN 01 Ampang, Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji Kota Padang, Senin (12/10), mengatakan, sejumlah ruangan di sekolah itu mengalami kerusakan sehingga proses belajar terpaksa memakai tenda yang telah disedikan oleh Dinas Pendidikan Kota Padang.
“Karena di tempat tersebut ada dua sekolah, maka jam belajar bagi murid terpaksa dibagi dua. Khusus untuk SDN 01 AMPANG murid belajar pukul 07:00 hingga 10:00, sedangkan untuk SDN 07 Ampang proses belajar dan mengajar dilaksanakan pukul 10:00 sampai pukul 12:00,” ujarnya.
Sejumlah orang tua murid tampak menungggu anaknya pulang sekolah. Sebagian di antara para orang tua tersebut ada yang masih takut atau trauma akan munculnya gempa lain. Liza, tua murid, mengaku terpaksa mengantar dan menjemput anaknya untuk sekolah.
“Anak saya masih trauma untuk pergi sekolah sendirian, karena ketika terjadi gempa sedang ada di tempat bimbingan belajar (Bimbel) Gama yang bangunannya ambruk,” katanya.
Adapun, data Sakorlak PB Sumbar untuk sarana pendidikan tercatat sebanyak 4.494 unit sekolah yang mengalami retak ketika terjadi gempa dengan kekuatan 7,9 SR tersebut. ant
No comments:
Post a Comment