Thursday, October 29, 2009

Pengamat: Indonesia Minim Pemuda Yang Jadi Pemimpin

Tangerang - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan, Indonesia mengalami krisis kepemimpinan karena tidak tersedia pemuda yang menjadi pemimpin bangsa.

"Bangsa ini masih mempertahankan pemimpin sebelumnya, artinya tidak ada pengganti dari kalangan pemuda untuk menjadi pemimpin," kata Arbi Sanit ketika menjadi pembicara dalam seminar "Mempersiapkan Regenerasi Kepemimpinan" Pemuda yang Nasionalis dan Religius, di kantor Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Banten, Kamis.

Arbi menjelaskan, Indonesia masih mengandalkan pemimpin bangsa yang tidak berniat melakukan perubahan untuk kemakmuran rakyatnya karena itu bangsa ini mengalami krisis kemampuan dan kapabilitas.

Dalam pemilu Presiden 2009 misalnya tidak ada wajah baru dari kalangan pemuda yang maju mencalonkan diri karena pemimpin sebelumnya berniat kembali menjadi pemimpin untuk mempertahankan kekuasaannya.

"Selama ini kita mengalami krisis kepemimpinan, pemuda yang ingin menjadi pemimpin masih minim, tidak ada kesempatan yang diberikan kepada pemuda," jelas Arbi.

Dia mengatakan, pemimpin yang tetap bertahan memimpin menyebabkan buruknya sistem pemerintahan mulai dari krisis tidak adanya penerus, krisis kemampuan dan krisis kepemimpinan.

"Gaya kepemimpinan ini harus dirubah, kepemimpinan bangsa ini harus berkesinambungan, kedepan pemuda harus menjadi pemimpin," tandas Arbi.

Arbi mengaku, ada dua upaya perubahan kepemimpinan suatu bangsa, yakni personal dari masing-masing orang tersebut dan sistem yang harus dirubah.

Adapun setiap partai politik harus menyiapkan kader dari kalangan pemuda untuk memimpin bangsa ini kedepan.

"Lembaga-lembaga masyarakat dan politik harus mencetak kader yang muda agar bisa menjadi pemimpin, tanggung jawab dari partai politik dan lembaga masyarakat untuk mempersiapkan kader pemimpin dari pemuda," tandas Arbi.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ma`mun Murod mengatakan, pemimpin dari kalangan pemuda harus siap populer.

"Artinya pemimpin muda harus bisa menjadi binatang buas, tetapi itu tergantung makna dimana dia menjadi pemimpin," kata Murod. (*)ant

No comments: