Monday, October 26, 2009

PRT Korban Penyiksaan Akhirnya Meninggal

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pembantu asal Jawa Timur bernama Munti binti Bani akhirnya meninggal dunia, Senin, pukul 10.10 waktu setempat setelah dirawat di Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, di Klang, Selangor sejak Selasa (20/10) akibat disiksa majikannya .

"Kami turut berduka, sedih dan prihatin karena masih ada lagi pembantu Indonesia yang disiksa parah, bahkan kini hingga meninggal dunia di rumah sakit," kata Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar di Kuala Lumpur, Senin.

Jenazah akan dikirim secepatnya ke kampung halaman di Desa Pondok Jeruk Barat, kecamatan Ringin Agung, , Jawa Timur setelah selesai menjalani otopsi rumah sakit dan urusan keimigrasian selesai. Diperkirakan Rabu (28/10) ini jenazah sudah bisa dibawa ke keluarganya di Jawa Timur.

"KBRI juga akan mengurus semua dana santunan yang berhak dia terima termasuk asuransi," kata mantan Kapolri itu.

Dubes berharap kepolisian dan aparat penegak hukum Malaysia dapat menegakkan aturan dan rasa keadilan bagi korban serta memberikan hukuman setimpal untuk majikannya yang beretnis India itu .

Dubes Da`i Bachtiar sempat menjenguk korban di rumah sakit, Jumat minggu lalu, namun tidak bisa berkomunikasi karena Munti tidak sadarkan diri dan dirawat di ruang ICU.

"Jadi ketika menjenguk korban, saya bertemu dengan kepala polisi Klang, Selangor. Dia menceritakan, kedua majikan Munti yakni Vanitha dan Murugan sudah ditahan dan kini dalam tahap interogasi," katanya.

Sedangkan menurut tiga dokter yang merawat Munti, korban mengalami patah tulang yakni di pergelangan tangan, di tulang rusuk, dan tulang punggung akibat benturan benda keras.

"Selain itu, ada luka yang terlalu lama di kaki yang mengakibatkan infeksi dan kondisi fisiknya merosot. Akibat kondisi fisik yang sangat lemah, tim dokter tidak berani untuk melakukan operasi patah tulangnya," ujar Da`i.

Menurut informasi KBRI, Munti mempunyai suami Suparno dan tiga orang anak yang tinggal di Jombang.

"Suaminya sudah dihubungi dan sudah siap menerima jenazah korban di Jawa Timur," kata Da`i.

Dipukuli dengan besi
Penyiksaan yang dialami Munti meliputi kepalanya dibotaki, dipukuli dengan besi, dan disuruh tidur di WC. Polisi Malaysia melakukan serbuan ke sebuah rumah di kawasan Taman Sentosa, Klang Selangor, Selasa sore (20/10), dan menyelamatkan Munti (36 ).

Ketika diselamatkan, Munti ditemukan dalam keadaan tangan dan kakinya terikat dan tidak sadarkan diri dengan luka-luka parah di bagian badannya, demikian media massa Malaysia melaporkan, Rabu pekan lalu.

Cedera yang dialami Munti parah karana terdapat luka hampir lima sentimeter sehingga terlihat tulang pada kakinya diduga dipukul dengan batang besi.

Pembantu itu bisa diselamatkan oleh polisi Malaysia setelah ada laporan dari seorang pengacara Malaysia etnis India Gerald Lazarus. Gerald mengaku kepada media massa Malaysia, telah menerima informasi adanya penyiksaan itu dari seorang wanita yang menelefonnya. Informasinya, ada seorang wanita yang tidak sadarkan diri dalam WC.

Ketika tiba di lokasi, Gerald tidak berani masuk karena ada seorang laki-laki berdiri di pintu luar. Gerald mengaku kemudian segera melaporkan kejadian ini ke kantor polisi Sentosa, ujar Gerald di rumah sakit Tengku Ampuan Rahimah.

Setelah menerima laporan Gerald, lima orang polisi langsung ke lokasi dan menemui korban dalam keadaan tidak sadar di sebuah WC rumah majikannya. Pembantu Indonesia itu kemudian dilarikan ke rumah sakit Tengku Ampuan Rahimah. (*)

No comments: