Jember (ANTARA News) - Pemulangan Jenazah Tenaga Kerja Wanita (TKW) Muntik Binti Bani (47) asal Dusun Pondok Jeruk Barat, Desa Wringin Agung, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, masih belum jelas.
Perwakilan pihak keluarga Muntik, Digdoyo, Rabu, mengatakan, pihak keluarga belum mendapat informasi yang jelas terkait dengan pemulangan jenazah almarhum Muntik dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Namun, lanjut dia, pihak keluarga sempat dihubungi agen pengiriman jenazah di Malaysia yang menyatakan jenazah Muntik akan diterbangkan dari Malaysia pada hari Kamis (29/10) siang.
"Kami memantau pemulangan jenazah almarhum ke rumah duka hanya dari media cetak dan elektronik sehingga informasinya masih simpang siur terkait," katanya.
Munti, TKW yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) selama enam tahun di Malaysia ini akhirnya meninggal dunia, Senin (26/10), pukul 10:10 waktu setempat setelah dirawat di Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, di Klang, Selangor, Malaysia sejak Selasa (20/10), akibat disiksa majikannya yang beretnis India.
Menurut dia, pihak keluarga ingin secepatnya jenazah almarhum bisa dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan di Dusun Pondok Jeruk, Kecamatan Jombang karena seluruh keluarga sudah berkumpul untuk menyambut kedatangan jenazah almarhum.
"Pihak keluarga sudah ikhlas menerima semua kejadian yang menimpa ibu Muntik, namun kami berharap secepatnya jenazah bisa diterbangkan dari Malaysia menuju rumah duka," katanya.
Jadwal pemulangan jenazah yang tidak jelas, kata dia, membuat pihak keluarga gelisah dan tidak tenang karena seluruh keluarga sudah tidak sabar untuk melihat almarhum yang terakhir kalinya.
"Kami di sini bingung untuk menyiapkan pemakaman dan beberapa hal lainnya karena kedatangan jenazah almarhum belum jelas," katanya.
Informasi terakhir yang diterima pihak keluarga, kata dia, jenazah almarhum akan diotopsi ulang oleh rumah sakit setempat sehingga dipastikan proses tersebut membutuhkan waktu lebih satu hari.
"Kemungkinan dua atau tiga hari lagi jenazah almarhum baru diterbangkan dari Malaysia menuju Bandara Juanda, namun masih belum ada kepastian pemulangan jenazah yang jelas," katanya.
Ia mengemukakan, pemerintah berjanji akan menanggung seluruh biaya pemulangan jenazah almarhum hingga tiba di rumah duka, namun pihak keluarga belum menerima janji pemerintah itu secara tertulis.
"Kami berharap pemerintah menepati janjinya untuk menanggung biaya pemulangan jenazah almarhum ke rumah duka karena pihak keluarga tidak memiliki uang untuk menjemput jenazah almarhum," katanya.
Suami Muntik, Suparmo, mengaku tidak sabar menunggu pemulangan jenazah istri tercintanya yang sudah enam tahun merantau di negeri Malaysia.
"Permohonan kami hanya satu yakni jenazah istri saya dapat dipulangkan secepatnya ke Jember," kata Suparmo. (*)
No comments:
Post a Comment