Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Jumat (14/8) pagi menyampaikan Pidato Kenegaraan di hadapan Rapat Paripurna DPR-RI, di Ruang Nusantara Gedung MPR/DPR-RI. Pidato Kenegaraan ini disampaikan berkaitan dengan HUT ke 64 Kemerdekaan RI. Dalam rapat yang dibuka Ketua DPR-RI Agung Laksono, hadir Wapres Jusuf Kalla, seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu, seluruh pimpinan lembaga tinggi negara, pimpinan TNI serta para Duta Besar negara-negara sahabat.
Presiden di awal pidatonya mengajak seluruh rakyat Indonesia melakukan refleksi perjalanan kehidupan bangsa Indonesia yang telah berjalan selama 64 tahun. "Ada tiga momen sejarah bangsa yang ingin saya ajak saudara-saudara untuk merenungkannya dan mengambil mutiara kebajikan, yang berguna bagi perjalanan bangsa kita ke depan," kata Presiden.
"Pertama tentang makna proklamasi kemerdekaan 1945, dan bagaimana kita terus mengaktualisasikan semangat kemerdekaan ini di masa kini dan di masa mendatang. Refleksi kedua adalah tentang apa yang terjadi di negeri kita lima puluh tahun yang lalu. Kita kenal ada tonggak sejarah penting pada waktu itu, yaitu dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, untuk kembali kepada Undang-undang Dasar 1945. Ini merupakan tonggak sejarah, karena kalau kita lihat benang merahnya, sesungguhnya bangsa Indonesia yang baru merdeka saat itu, ingin betul mencari bentuk atau sosok demokrasi yang diyakini paling tepat untuk negeri kita," tambahnya.
Sedangkan refleksi ketiga, lanjut Presiden, "Saya mengajak untuk merenungkan apa yang terjadi di negeri kita sepuluh tahun yang lalu. Tahun 1999 juga merupakan tonggak sejarah bangsa. Sesungguhnya, setelah kita mengalami krisis yang luar biasa tahun 1998, maka tahun 1999 merupakan awal dari era reformasi yang sampai sekarang tengah kita jalankan. Awal dari era reformasi kita ditandai dengan dua hal penting. Pertama, untuk pertama kalinya dilakukan amandemen terhadap konstitusi kita, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, berakhirnya Dwi Fungsi ABRI yang juga berarti berakhirnya peran politik ABRI dalam kehidupan bernegara kita," kata Presiden SBY.
Sebelumnya, Ketua DPR Agung Laksono dalam sambutannya saat membuka rapat antara lain menyampaikan penghargaannya kasihnya kepada Polri Densus 88 yang sukses membekuk para pelaku pengeboman Ritz Calrton dan JW Marriott serta rencana peledakan bom yang berkekuatan sangat besar, yang akan diledakkan pada sasaran baru, berhasil digagalkan.
Agung Laksono juga melaporkan bahwa DPR-RI periode 2004 -2009 telah menyelesaikan lebih dari 167 RUU, dan beberapa hari kedepan masih akan menuntaskan beberapa RUU yang segera memasuki pembicaraan pengambilan keputusan. "Pada periode ini telah dihasilkan produk yang sangat krusial seperti UU No 2 tahun 2008 tentang Parpol, UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Legislatif dan UU No 42 tahun 2008 tentang Pilpres," ungkap Agung.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, suasana gedung DPR saat Pidato Kenegaraan menyambut HUT RI, semarak. Lobi gedung DPR dipenuhi berbagai stand-stand yang memamerkan berbagai produk kerajinan tangan hingga minuman ringan. Yang laris dikunjungi terutama stand minuman, berhubung selain bisa membeli produknya dengan murah, pengunjung juga disuguhi minuman gratis, ada kopi, teh sehat, wedang jahe. (win)
No comments:
Post a Comment