Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling tepat untuk melatih kesabaran dan keikhlasan para hamba Allah dalam beribadah.
Bulan Ramadhan juga merupakan bulan yang paling tepat bagi orang-orang mukmin untuk memperbanyak amalan ibadah sunnah, terutama ibadah ghoiru mahdhoh (ibadah yang tidak terikat waktu, tempat dan tatacara tertentu).
Dalam berpuasa, memang banyak cobaannya. Perut yang lapar dapat menjadikan seseorang dengan mudah kehilangan kesabaran dan terpancing emosinya, jika tidak selalu menjaga niat dan keikhlasan ibadahnya.
Karenanya, selama berpuasa, orang mukmin hendaknya selalu berdzikir (mengingat Allah) untuk agar dapat mengontrol emosinya.
Demikian dinyatakan Ustadz Bukhori Muslim dalam ceramahnya ketika berbuka puasa bersama di Musholla Utama Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jl. Kramat Raya n0. 164 Jakarta, Sabtu (22/8).
Menurutnya, meski berpuasa, orang mukmin tetap diharapkan dapat tetap produktif. Lebih lanjut, Bukhori menjelaskan, orang mukmin hendaknya tidak hanya bermalas-malasan saja, meskipun energi tubuh tidak sepenuh dan sebugar ketika tidak berpuasa.
Meski tidur juga merupakan ibadah, namun hendaknya orang yang berpuasa tidak hanya tiduran saja seharian."Jangan hanya karena alasan berpuasa, lalu Kita menikmati tidur seharian tanpa berbuat apa-apa.
Jika memang waktunya senggang, Kita dapat memperbanyak ibadah dengan senantiasa berdzikir dan membaca shalawat," terang Bukhori di hadapan sekitar seratusan jamaah.
Ustadz yang aktif berkhidmad di Lembaga Dakwah nahdlatul Ulama (LDNU) ini menambahkan, seseorang harus menjalankan ibadah puasanya dengan ikhlas, sehingga dapat menikmati dua kebahagiaan setelahnya, yakni ketika berbuka dan ketika "bertemu" dengan Tuhannya.
"Karena keagungan ibadah puasa, bahkan tidur pun dicatat oleh Allah sebagai ibadah. Maka tentu mereka yang terjaga dan senantiasa berdzikir, membaca sholawat, atau tadarrusan al-Qur'an, akan mendapatkan pahala yang dan kecintaan Allah yang berlipat-lipat," jelas Bukhori.
No comments:
Post a Comment