Friday, July 31, 2009

Ahmad Ibrahim: WNI Asal Aceh Di Vonis Mati Mengedar Narkoba

Seorang warga Aceh divonis hukuman gantung sampai mati oleh Pengadilan Negeri Shah Alam, Selangor, karena tertangkap tangan oleh polisi sedang memegang ganja seberat 854,2 gram.

"Pembela telah gagal membuktikan terdakwa tidak bersalah sedangkan jaksa berhasil membuktikan terdakwa bersalah. Maka dengan ini, saya jatuhkan vonis hukuman gantung sampai mati kepada terdakwa," kata Hakim Pengadilan Negeri Shah Alam, Jumat.

Ahmad Ibrahim (26), warga Aceh ditangkap polisi pada 9 Februari 2005 pukul 20:00 waktu setempat di sebuah kedai makan, Kota Kemuning, Selangor.

Ahmad ditangkap ketika sedang menyerahkan ganja yang dibungkus koran seberat 854,2 gram kepada seseorang yang diduga temannya, tetapi ternyata seorang polisi yang menyamar.

"Ahmad mengaku baru tiba di Malaysia satu minggu untuk mencari kerja. Dia diminta temannya memberikan barang kepada seseorang. Polisi yang berpakaian sipil itu diduga adalah temannya. Ia kemudian menyerahkan barang itu kepada polisi yang kemudian menangkap langsung," kata Zainal Ismail, pengacara Ahmad Ibrahim.

Pemuda Aceh itu datang secara ilegal ke Malaysia sehingga tidak memiliki paspor yang membuktikan baru tiba satu minggu di Malaysia ketika ditahan polisi.

Oleh jaksa Malaysia, Siti, Ahmad Ibrahim dikenakan pasal 39B dengan tuntutan hukuman gantung sampai mati. Hakim menerima tuntutan jaksa dan menjatuhkan vonis hukuman mati kepada warga Aceh yang mengaku memiliki seorang istri dan anak di Aceh.

Begitu divonis hukuman mati, Ahmad langsung mengajukan banding ke pengadilan tinggi (mahkamah rayuan) Malaysia.

Dalam pada itu, nasib rakan senegara Ahmad mungkin lebih baik berbanding dirinya apabila PT Shah Alam (1) berasingan melepas dan membebaskan Rahmat Mustafa, 28, daripada tuduhan mengedar dan memiliki dadah tiga tahun lalu.

Rahmat yang mempunyai dokumen Suruhanjaya Tinggi Mengenai Pelarian Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (UNHCR) dibebaskan selepas mendapati pihak pembelaan berjaya menimbulkan keraguan munasabah bagi kedua-dua pertuduhan.

Keputusan itu dibuat oleh Hakim Datuk Syed Ahmad Helmy Syed Ahmad.
Rahmat telah didakwa mengedar 1,790 gram kanabis pada pukul 7.30 petang, 13 Februari 2006, di simpang masuk ke dalam Taman Alam Perdana, Jeram di sini.

Dia juga didakwa memiliki 0.21 gram methamphetamine(sabu) pada masa dan tempat yang sama.

Sebaik sahaja dibebaskan Rahmat memberitahu, dia ingin segera pulang ke Aceh untuk berjumpa keluarga yang dirindui sejak lima tahun lalu.

No comments: