Monday, July 20, 2009

Karena Tidak Pro SBY-Boediono, Empat DPC PKB Segera Dibekukan

SURABAYA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak pernah sepi dari konflik. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jatim kemarin (19/7) mengumumkan akan membekukan empat Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB yang tidak menjalankan amanat Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB dalam Pemilu dan Pilpres 2009.

Empat DPC tersebut adalah Kabupaten Probolinggo, Bangkalan, Pacitan, dan Batu.

Ketua DPW PKB Jatim Imam Nahrawi menyatakan, empat DPC itu sudah diperingatkan beberapa kali. Tetapi, mereka tetap melakukan pelanggaran secara terang-terangan. Bentuk pelanggarannya bervariasi, mulai melakukan kampanye untuk partai lain, mendukung selain SBY-Boediono, dan masih mengakui kepemimpinan Gus Dur.

''Saat ini, tinggal eksekusi,'' kata Imam Nahrawi di sela-sela pembekalan dan pelatihan kepada kader PKB yang bakal menjabat anggota DPRD Jatim dan kota/kabupaten di Hotel Utami kemarin.

Kepengurusan empat DPC tersebut masih menggunakan nama PKB, namun tidak pernah mengikuti kebijakan partai. Kampanye untuk partai lain dan mendukung capres yang berbeda dengan yang diputuskan DPP PKB merupakan pelanggaran yang sangat berat dan tidak bisa ditoleransi.

Evaluasi total terhadap empat DPC itu merupakan hasil keputusan partai. ''Kami sudah memberi tenggang waktu kepada mereka. Sejak pemilu legislatif lalu, mereka nyata-nyata terbuka menggembosi partai.

Kami sudah punya catatannya dan saat pleno sudah ada,'' jelasnya.Ketua Umum DPP PKB A. Muahimin Iskandar yang hadir dalam acara tersebut mengamini keputusan DPW PKB. Namun, wakil ketua DPR itu masih menyarankan agar DPC maupun anggota yang mbalela diajak kembali ke PKB dengan cara baik-baik. ''Kami akan rangkul kembali semua. Terbukti, jalan sendiri-sendiri tidak ada hasilnya,'' ucapnya.

Muhaimin mengibaratkan kader yang mbalela seperti pengamen. ''Sampaikan kepada pengamen-pengamen itu. Tidak mendukung PKB justru kalah kan,'' ujar alumni UGM itu.

Jika cara baik-baik sudah diupayakan dan tetap tidak berhasil, Muhaimin sepakat diambil tindakan tegas. ''Siapa yang tidak konsisten berkarir, justru di partai lain ya dihentikan,'' tegas mantan Ketum PB PMII itu.

Dalam kesempatan itu, Muhaimin juga mengkritik sikap pengurus Nahdatul Ulama (NU) dalam pilpres lalu. ''NU terlampau terlibat politik praktis. Sehingga tidak ngopeni pendidikan agama dan ekonomi masyarakat. Yang sudah ya sudahlah. Tapi, jangan main-main sendiri lagi,'' ujarnya.

Karena itu, dia mendukung penyegaran pengurus di tubuh NU. Termasuk mengganti pucuk pimpinan yang kini berada di tangan Hasyim Muzadi. ''Saya kira tepat Pak Hasyim tidak maju. Banyak kader yang bagus. Ada Gus Mus, Pak Said Agil juga bagus,'' ucap Cak Imin, panggilan Muhaimin.Kepada caleg anggota DPRD sekaligus kader NU, dia berpesan agar tidak menjadi makelar.

Artinya, kader PKB mencari keuntungan dari jabatannya. Sebab, selama ini, praktik seperti itu banyak terjadi.''Semuanya jangan jadi makelar.

Ibarat benteng, pintunya banyak sekali. Preman begitu mudah mengaduk-aduk. Alhamdulillah, sudah ada yang masuk penjara,'' tegas Muhaimin. (fid/tom)

No comments: