Friday, July 17, 2009

NU: Jangan Kaitkan Peledakan Bom dengan Islam

Depok - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hasyim Muzadi mengingatkan agar kasus peledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, tidak dikait-kaitkan dengan umat Islam.

"Teroris bukan agama, jadi tidak benar ada penyebutan umat Islam sebagai dalang dari peledakan tersebut," kata Hasyim, di sela acara peletakan batu pertama di Masjid Al Hikam 2 di Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, Jumat.

Ia mengatakan Badan Intelijen Negara (BIN) harus mengungkap siapa pelaku peledakan bom tersebut, karena telah menyengsarakan banyak masyarakat. "Saya jelas mengutuk kejadian tersebut yang sudah banyak menewaskan masyarakat," katanya.

Hasyim juga mengaku terkejut dengan adanya bom tersebut, dan berharap agar keamanan Indonesia, baik yang terbuka maupun yang tertutup, supaya pihak intelijen dapat mengungkap pelaku yang sesungguhnya.

Untuk itu ia mengharapkan pemerintah dan Polri untuk dapat meningkatkan keamanan pasca ledakan bom di kedua hotel tersebut. Hal senada juga dikatakan oleh Raja Dangdut Rhoma Irama, yang mengatakan bahwa ledakan tersebut aksi teror tersebut bukan soal agama, melainkan politik.

Menurut dia, teror bukan masalah agama, tapi masalah politik. Jadi jangan campur aduk agama dengan politik. Agama apapun tidak mengajarkan teror.

"Agama mayoritas biasanya menjadi sasaran bom selalu dikambinghitamkan sebagai pelaku teror," kata Rhoma yang juga ditemui di acara itu.

Di Indonesia, kata dia, biasanya Islam yang disalahkan, di India yang dituduh Hindu. Di Inggris Kristen.

Jadi jangan identifikasi teror dengan Islam. Rhoma juga mengutuk keras peledakan di kedua hotel tersebut dan berdoa kepada umat muslim yang ikut tewas dalam peledakan bom tersebut menjadi mati syahid.ant (*)

1 comment:

andreas iswinarto said...

Hentikan Diam Kita, Tolak Kekerasan!
Duka cita yang dalam.
Bunga Bukan Bom….
Kasih Bukan Kekerasan….

Pembunuh-pembunuh itu memang pengecut. Tapi kita mestinya juga tegas menolak siapa pun yang mempolitisir musibah ini untuk kepentinganya, alias memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Mereka sama pengecutnya. Dalam kasus bom ini mereka sama-sama berlaku pengecut, yang pertama pengecut dan pembunuh, yang kedua pengecut dan pembohong.......

Jangan dilupakan pula kita mesti melawan kekerasan oleh negara dan kekerasan sistimik/struktural karena tatanan sosial ekonomi yang tidak adil.....