Fraksi PKB DPR RI, Kamis (19/11) siang, menyelenggarakan acara tasyakuran atas pengukuhan salah seorang anggota fraksi, KH Ali Maschan Moesa, sebagai Guru Besar di bidang sosiologi bahasa pada IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Acara tasyakuran yang diadakan di ruang FKB DPR RI Senayan ini ditandai dengan pemotongan tumpeng dan diskusi bersama dua ketua PBNU yang sekaligus digadang sebagai calon ketua umum PBNU, KH Masdar farid Mas’udi dan KH Said Aqil Siradj.
Pengukuhan guru besar sebenarnya sudah digelar pada Rabu (11/11) di IAIN Sunan Ampel Surabaya. ”Acara tasyakuran ini merupakan permintaan maaf kami yang tidak bisa hadir dalam acara pengukuhan pak profesor,” kata anggota Fraksi Ida Fauziyah yang memandu acara diskusi.
Ketua Fraksi PKB DPR RI Marwan Djafar mengatakan, segenap pimpinan dan anggota Fraksi PKB turut berbangga atas pengukuhan Ali Maschan sebagai guru besar. Pengukuhan ini, katanya menambah daftar profesor di Fraksi PKB.
”Berarti sekarang kita punya dua profesor. Yang satunya adalah Prof DR KH Cecep Syarifuddin. Kita menunggu yang lainnya menyusul,” katanya.
Menurut Marwan, berbagai persoalan bangsa hanya bisa diselesaikan dengan pendekatan ilmu pengetahuan.
Prof DR Ali Maschan Msi dalam sesi diskusi memaparkan kembali beberapa pokok pikirannya yang pernah disampaikan dalam pidato pengukuhan. Pidato ini bertajuk ”Liberalisasi Pemikiran Keagamaan: Realitas Sosial dan Realitas Simbolik dalam Perspektif Sosiologi.”
Menurut mantan ketua PWNU Jatim ini, berbagai pemikiran ’liberal’ yang muncul di kalangan umat Islam merupakan respon atas kondisi sosial yang sedang terjadi, terutama terkait persoalan kemiskinan. Beberapa kalangan muda ingin mencari pemikiran alternatif.
Namun liberalisme pemikiran yang telah berkembang, kata Ali Maschan, dalam perspektif sosiologi hanyalah merupakan simbol. ”Liberalisme ini baru berupa simbol dan belum bisa menyelesaikan realitas sosial seperti kemiskinan,” katanya. (nam)
No comments:
Post a Comment