Yogyakarta - Beberapa upacara adat yang masih diselenggarakan masyarakat Kota Yogyakarta secara turun temurun masuk dalam kalender event Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta sebagai salah satu atraksi budaya untuk wisatawan.
"Upacara adat itu sudah masuk dalam kalender event, diantanranya adalah Merti Code, Bersih Desa di Kricak dan juga Apeman di Sosromenduran," kata Kepala Bidang Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Sudibyo di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta selalu memberikan bantuan berupa fasilitasi kegiatan pada upacara adat.
Jika di seluruh Provinsi terdapat 32 desa budaya, Sudibyo mengatakan, maka bentuk desa budaya di Kota Yogyakarta lebih ke arah kampung dengan spesifikasi yang lebih heterogen.
"Di kabupaten lain yang ada di DIY, upacara adat berwujud dalam sesuatu kegiatan yang sangat spesifik, namun karakteristik Kota Yogyakarta membuat upacara adat yang ada menjadi lebih heterogen dan terlihat dari keseharian masyarakat di masing-masing wilayah," katanya.
Ia mencontohkan, upacara adat di Kotagede akan sangat kental denga nafas religi dan sangat berbeda dengan upacara adat di masyarakat yang kebetulan tinggal di sepanjang sungai dan wilayah kraton.
"Kami juga mencoba untuk mengangkat upacara adat yang mengusung daur hidup seperti upacara adat di saat kelahiran hingga kematian," katanya.
Merti Code sendiri adalah upacara adat yang dilakukan masyarakat di sepanjang Sungai Code seperti di Terban dan Jetis untuk membersihkan sungai tersebut.
Sebelum upacara yang dilakukan dengan prosesi kirab di sepanjang sungai, masyarakat terlebih dulu melakukan bersih kampung bahkan penghijauan.
Dalam upacara tersebut, masyarakat membuat gunungan dari sayur-sayuran dan hasil bumi lainnya serta membawa pusaka milik Keraton Yogyakarta yaitu tombak Kyai Ranumurti dan air suci yang kemudian diperebutkan oleh masyarakat seusai kirab.(*)ant
No comments:
Post a Comment