Saturday, November 21, 2009

Kabar Dari Madiun:Lomba Guritan Tingkat Jawa Timur

Lomba guritan atau membaca puisi dalam bahasa Jawa mungkin masih asing bagi sebagian pelajar. Namun bagi Burhanudin Fahmi Fatoni, siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kota, maca guritan sudah biasa. Kemampuannya itu, menasbihkan dia menjadi juara II Lomba Guritan Tingkat Jawa Timur.

DWI NR DILIANA, Madiun.

---

Nduk, anakku wadon, delengen ing tawang,

Mbulan ora werna abang mbranang,

Llintang ora gelem gumebyar

Lan srengenge kaya ngece-ngece

Penggalan bait guritan atau puisi bahasa Jawa karangan Aming Aminoedhin terdengar dari salah satu ruang kelas di SMP Negeri 2 Kota Madiun di Jalan HA Salim. Guritan berjudul dhuk anakku wadon itu dibacakan penuh penghayatan.

Tidak berapa lama, tepuk tangan meriah disertai pujian meluncur dari para guru dan sejumlah siswa yang menyaksikan pertunjukkan singkat itu. Membuktikan, guritan yang dibawakan sang penyair benar-benar menyentuh nurani para pendengarnya. Itulah gambaran penyambutan kemenangan Burhanudin Fahmi Fatoni, sebagai juara II Lomba Guritan Tingkat Jawa Timur.

Dia bersemangat membacakan guritan di hadapan guru dan teman-temannya. Puisi bahasa Jawa itulah yang mengantarkannya menjadi juara, saat lomba di Surabaya 18 November lalu. ''Nggak lelah sama sekali. Pulang dari lomba langsung ujian praktik olahraga,'' ujarnya, kemarin.

Burhan mengaku bangga dengan prestasi ayng diraihnya. Sebab dia bisa menjadi salah satu yang terbaik dari 60 peserta lain. Apalagi, persiapan lomba guritan mepet, hanya dua hari. ''Kata gurunya, informasi lomba di Surabaya diterima dari Dinas Dikbudpora hari Jumat. Padahal Selasa sudah harus ikut lomba,'' tambahnya.

Minimnya waktu memaksa sekolah menggelar seleksi mendadak. Yakni mengumpulkan siswa yang tergabung dalam paguyuban peminat seni tradisi. ''Saat itu saya harus bersaing ketat dengan sembilan peserta lain. Alhamdulillah, saya lolos dan dikirim ke Surabaya,'' terang Burhan.

Setelah itu, dia harus memilih guritan yang pas dengan karakter vokalnya. Memang, puisi bahasa Jawa berbeda dengan yang berbahasa Indonesia. Karena, dinilai sulit saat melafalkan bacaan. Seperti kata do yang harus dibaca dho atau tho yang dibaca to. ''Bu Justine dan Bu Endang (guru pembina, Red) membantu saya. Mereka yang memaknai kata-kata dalam basa Jawa. Sehingga saya bisa menjiwai guritan itu,'' tuturnya.

SMP Negeri 2 Kota memberangkatkan empat siswa menjadi peserta lomba yang digelar di moseum Mpu Tantular Surabaya 17-18 November. ''Awalnya nggak percaya diri. Apalagi saat melihat penampilan dan wajah peserta yang lain. Serius banget, beda sama saya yang nggak karu-karuan dan nyantai,'' paparnya.

Menurutnya, lawan paling tangguh dari Sidoarjo dan Krian. Penampilan dan gayanya seperti siswa yang kerap juara. Kedua peserta itu ditunjang pakaian bagus dan rapi. Sedangkan Burhan hanya memakai celana pencak, kaos oblong dipadu sabuk betawi dan peci hitam.

Untuk menutupi grogi, Burhan banyak minum air mineral. Selain itu dia juga tidak henti-hentinya berdoa. Saat maju dan membawakan guritan di hadapan juri, nervous tiba-tiba lenyap. Bahkan kemampuan Burhan memaknai serta menghayati isi guritan mengundang decak kagum. Anak pasangan Solatin dan Rohmana Hayati itu bisa membawakan guritan dengan mimik serius dan jenaka. ''Selesai tampil, salah satu juri memuji penampilan saya. Katanya benar-benar menghayati peran sebagai ayah yang menasehati putrinya,'' jelasnya.

Usai tampil, rasa optimistis muncul di hati Burhan. Diapun menargetkan bisa meraih juara I. Namun, kenyataan berkata lain karena dia hanya menyabet juara II. Atau, kalah dengan peserta dari Krian, Sidoarjo. ''Sempat kecewa, tapi akhirnya bisa menerima. Malah bahagia dan bangga, sebab bisa membawa nama Madiun dan sekolah,'' terangnya.

Sebagai juara, dia menerima tropi, piagam dan uang enilai Rp 750 ribu. Rencananya uang itu sebagian akan ditabung dan sisanya dibuat jajan bersama teman-temannya. ''Pingin juga untuk beli baju, biar keren saat jalan-jalan,'' ujarnya polos.

Endang Sukarelawati, salah seorang pembina mengatakan, Burhan termasuk siswa yang cukup menonjol di bidang eksenian. Lomba tingkat Jatim seperti puisi dan teater sering diikutinya. ''Selain Burhan, Noka Genaio juga berhasil meraih juara harapan I dalam kompetisi ini,' jelasnya.*****(irw Sumber Radar Madiun)

No comments: