SURABAYA - Kompetisi Surabaya Berbunga 2009 mencapai puncaknya kemarin (19/12). Perhelatan Green and Clean 2009 di Jatim Expo itu menjadi milik Kelurahan Gundih. RW 10 di kelurahan tersebut menjadi juara utama dan berhak atas trofi dan hadiah Rp 45 juta.
Kelurahan di Kecamatan Bubutan itu juga mendapatkan 5 gelar lainnya. RW 7 Gundih terpilih sebagai pemenang kategori variasi bunga terbaik. Kemudian RW 6 dan RW 9 masuk sebagai juara wilayah. Sementara RW 5 menang dalam kategori pengelolaan lingkungan paling hijau. Dan tim Melati yang mewakili Gundih juga dinyatakan sebagai pemenang lomba yel-yel.
''Kerja keras kami selama ini terbayar sudah. Berbagai inovasi yang sudah diciptakan tertebus sudah dengan piala ini,'' ujarnya Ketua RW 10 Gundih Koen Haridjanto usai acara kemarin.
Dia berjanji mempertahankan gelar tersebut dengan menciptakan berbagai inovasi bersama para kader. ''Bisa jadi ke depan persaingannya bakal lebih berat. Kami akan menciptakan berbagai inovasi baru untuk mewujudkan Gundih menjadi kampung wisata kota,'' tandasnya.
Lurah Gundih Sariadi juga tidak mau terlalu lama larut dalam euforia kemenangan. Dia memastikan kelurahannya akan kembali kerja keras untuk menghijaukan dan membungakan wilayahnya. Termasuk mereplikasi inovasi dan tanaman yang ada di RW peserta Surabaya berbunga ke RT dan RW lainnya.
Dari 42 finalis Surabaya Berbunga 2009 dipilih 5 nominasi juara utama. Selain RW 10 Gundih, empat wilayah yang masuk nominasi adalah RW 8 Pegirian (terbaik dalam pembibitan), RW 1 Jambangan (terbaik dalam pengelolaan sampah), RW 3 Pakis (terbaik dalam inovasi), dan RW 7 Gundih (terbaik dalam variasi bunga). Mereka mendapat hadiah masing-masing Rp 12,5 juta. Selain itu juga ditetapkan pemenang dalam berbagai kategori.
Wali Kota Bambang D.H. yang menyerahkan hadiah kepada para pemenang mengaku puas dengan kompetisi yang berjalan sejak Oktober itu. Konsep berbunga yang digadang-gadang bisa menyejukkan Surabaya itu juga mulai bermunculan. Dibuktikan dengan berbagai ikon-ikon bunga di masing-masing wilayah.
Ke depan, dia berharap agar perubahan fisik lingkungan itu bisa menular ke sisi nonfisik juga. ''Agar hati warga Surabaya bisa lebih baik seperti mudah memberi maaf dan tidak emosional lagi,'' ujar Bambang.
Bambang D.H. juga mengacungkan jempol kepada para kader lingkungan yang telah bekerja keras untuk membungakan wilayah. Meski banyak wilayah yang tidak memperoleh predikat juara, dia yakin hal itu tidak akan menyurutkan semangat warga. ''Indikatornya, saat roadshow banyak wilayah yang tidak lolos tetapi tetap ikut dan tetap semangat,'' tandasnya.
Oleh sebab itu, Bambang mengaku cukup puas meski keragaman bunga masih belum tampak. Dia yakin apabila tema serupa diterapkan pada kompetisi tahun 2010, bukan tidak mungkin keberagaman dan variasi bunga akan semakin banyak. ''Kompetisi tahun ini bisa menjadi awal yang baik untuk memulai membungakan Surabaya,'' jelasnya.
Panitia dari Unilever Peduli Indonesia Nunuk Maghfiroh mengamini ucapan wali kota. Dia mengatakan tahap awal kali ini adalah tahap edukasi dan sosialisasi. Nunuk yakin citra Surabaya bakal berubah dari kota panas menjadi kota yang hijau dan berbunga. ''Pembibitan bunga mulai menjamur dan masing-masing kampung memiliki ikon,'' imbuh alumnus Universitas Negeri Malang itu.(dim/tom)
No comments:
Post a Comment